Dongeng Legenda Lutung Kasarung dan Putri Purbasari

Legenda Lutung Kasarung, heyy.. kali ini dongenganak.net ingin menyajikan cerita tentang legenda lutung kasarung,
Lutung Kasarung dan Ratu Purbasari
 sebelum membaca cerita rakyat lutung kasarung baca juga ya cerita rakyat lainnya: Sangkuriang, Timun Emas, Malin Kundang Anak Durhaka, Legenda Jaka Kendil dan masih banyak lainnya.
Sekilas tentang legenda Lutung Kasarung, Lutung Kasarung (artinya Lutung yang Tersesat) adalah cerita pantun yang mengisahkan legenda masyarakat Sunda tentang perjalanan Sanghyang Guruminda dari Kahyangan yang diturunkan ke Buana Panca Tengah (Bumi) dalam wujud seekor lutung (sejenis monyet). Dalam perjalanannya di Bumi, sang lutung bertemu dengan putri Purbasari Ayuwangi yang diusir oleh saudaranya yang pendengki, Purbararang. Nah berikut ceritanya, selamat mendongeng :)
——-
Hutan lebat
Hutan lebat
Di tengah hutan nan lebat, berdiri sebuah pondok mungil yang dihuni oleh seorang perempuan dengan badan yang sangat kotor penuh bercak hitam bernama Purbasari. Setiap hari dia terlihat murung, meskipun sebenarnya banyak bunga-bunga cantik yang disukainya, bermekaran di sekitar pondoknya. Begitu juga banyak burung-burung berkicau riang berusaha menghiburnya.
Ketika hari beranjak siang, datanglah seorang kakek membawa perbekalan makanan.
“Purbasari, turunlah sebentar dari pondok, Uwak membawa perbekalan untukmu..”
“Oh, Uwak Batara Lengser datang, sebentar Uwak..”
Lalu Purbasari turun dengan hati-hati dari pondokannya dan menemui Uwak Batara Lengser.
“Bagaimana kabarmu Pubasari?”
“Saya baik Uwak….”
“Syukurlah, mudah-mudahan kesabaranmu menjalani cobaan ini, akan berbuah manis dan nanti pada waktunya kamu akan memperoleh kehidupan yang layak, yang seharusnya kamu terima.”
“Kanda Purbararang bagaimana kabarnya Uwak?”
“Pubasari, mengapa kamu masih menanyakan kabar orang yang telah mencelakaimu dan membuat kamu hidup di hutan seperti ini?”
“Bagaimanapun, Kakanda Purbararang adalah kakak yang seharusnya saya hormati, saya sangat sayang dengan kak Purbararang….”
“Uwak mengerti Purbasari, tapi bagaimanapun cobaan yang kamu alami saat ini, sudah seharusnya menjadi pelajaran untuk bisa menilai bagaimana sifat kakakmu Purbararang.”
“Iya Uwak.. Purbasari mengerti… mudah-mudahan kelak kak Purbararang bisa mengubah sifat buruknya….”
“Ya sudah, kamu yang sabar ya, Uwak pamit dulu…”
“Iya Uwak, terima kasih..”
Uwak Batara Lengser kemudian beringsut meninggalkan Purbasari, dan hari beranjak petang, Purbasari masuk kembali ke dalam pondokannya.