Dongeng Kisah Tiga Buah Cermin

Alkisah tiga buah cermin yang bertemu dalam suatu etalase perabot rumah tangga. Mereka bernama Cermin Datar, Cermin Cembung dan Cermin Cekung. Masing-masing cermin saling membanggakan diri mereka masing-masing.
 Kisah Tiga Buah Cermin
Cermin Cekung , “ Ah apa sih kelebihanmu kok kamu beraninya masuk ke etalase ini.”
Cermin Cembung, “ Saya sih akan membuat senang karena setiap orang yang memandangku akan terlihat jelas, yang kecil-kecil jadi tampak jadi nyata.”
Cermin Cekung, “ Kalau saya sangat menyenangkan bagi orang-orang yang gemuk karena mereka yang memakaiku pasti akan terlihat langsing.”
Cermin Datar yang sejak tadi diam saja akhirnya ikut dalam perbincangan.
Cermin Datar, “ Ah kalian mengapa tidak memberikan informasi yang sejujurnya saja, bukankah cermin itu sangat bermanfaat sekali bila informasi yang diberikan jujur dan tidak mengada-ada, kalau gemuk ya gemuk, kurus ya kurus jangan kurus jadi gemuk atau sebaliknya.”
Cermin Cembung, “ Ah kau Datar, kamu ngomong begitu kan memang bisanya begitu tidak mempunyai kelebihan apa-apa.”
Cermin Cekung, “ Iya paling Datar ini memang tidak suka aneh-aneh karena penggemarnya hanya memakai untuk hiasan saja bukan sesuatu yang berjasa, jadi harganya murah.”
Cermin Cembung, “ Coba saya, banyak sekali yang membutuhkan, terutama pengusaha retail dan orang-orang perumahan. Kalau tidak ada saya, mereka pasti banyak kecurian barang, karena tidak adanya alat untuk memantau seperti saya.”.
Tiba-tiba seorang anak kecil masuk mengikuti kedua orang tuanya yang sedang berbelanja dengan setengah berlari tanpa sengaja menabrak Cermin Cembung.
Prakkkk.
Cermin Cembung yang sombong itu pecah, berkeping-keping.
Cermin Datar, “ Ah Cembung yang malang mengapa juga harus sombong. Toh kita Cuma cermin yang setiap saat bisa pecah dan menjadi barang yang tidak berguna.”
Pesan dari cerita “Kisah Tiga Buah Cermin” diatas adalah janganlah sombong pada sesama teman, bersikaplah apa adanya dan menghargai teman lainnya. Manusia diciptakan untuk saling melengkapi kekurangan satu sama lain. Kaya, miskin, cakep, jelek semua sama saja di mata sang pencipta Tuhan YME. Jikalau terus melakukan kesombongan niscaya hanya celaka yang didapat.