Cerpen Love In SMP (Part 1)
10/30/2015Tapi saat di kelas tersebut, aku kenalan sama anak cowok yang pintar, keren, ganteng sih lumayan. Nama dia adalah Randy, ya kadang ngeselin juga sih anaknya. Tapi saat itu aku merasa senang waktu kenalan dengan dia, tangan bergetar, mulut tak tahu mau bilang apa.
Kata sahabat aku yang namanya Sherin, “sepertinya, kamu merasakan yang beda saat ketemu si Randy yaa, Velin?”
aku menjawab, “yaa benar, aku merasa senang jika ketemu dia sekaligus malu. Mungkin aku suka sama dia yaa, Sher.”
Lalu Sherin menjawab pertanyaanku, “Sepertinya sih iya, ciee yang ketemu pangerannya saat di SMP” begitulah kata sahabat dekatku saat di SMP.
Bel pelajaran pun berbunyi terdengar oleh semua siswa, saatnya pulang ke rumah. Akhirnya aku pulang dijemput sama saudaraku. Saat di rumah, aku kepikiran terus tentang Randy. Aku langsung mengaktifkan laptop, dan membuka facebook untuk melihat lebih jelas lagi profil tentang dia. Randy termasuk anak yang gaul sama temannya, dan tidak terlalu banyak menyimpan foto di facebooknya, yaa mungkin dia adalah anak lelaki beda dengan anak perempuan. Saat itu aku tak begitu mengharapkan dia, karena aku tahu dia anaknya keren dan banyak disukai sama teman perempuan lainnya.
Dan saat itu, aku mengikuti Bimbel di dekat sekolah, dan ternyata Randy pun mengikutinya. Mulai dari situ aku dekat dengan Randy. Saling dekatnya, aku menganggap dia sebagai sahabat lelakiku dan tak lebih dari itu. Aku masih teringat waktu Randy curhat tentang anak perempuan yang disukai dia, nama anak itu adalah Syifa anak kelas 7-F di sekolah. Anak-anak di tempat les pada ngerespon. “ciee, tembak dong!!” sebenarnya hatiku terasa sakit saat itu. Tapi aku mikir, buat apa aku mencintai Randy sedangkan dia mencintai orang lain. Galau, saat itu aku merasakan galau tingkat Nasional. Belajar tak fokus, dan pula aku suka melamun.
Saat malam minggu, Sherin SMS aku. Dan pesan itu berisi:
“Velin, aku dengar Randy menyukai Syifa yah? Yang sabar ya, aku tahu kok perasaan kamu saat ini bagaimana. Pasti rasanya itu sakit, aku juga pernah kok ngerasain kayak kamu. Oh ya, menurut aku sih mending kamu lupain aja Randy dan anggap aja kalau dia cuma sahabat di hati kamu. Ingat! Cuma sahabat dan lupain kalau kamu pernah suka sama dia. Cobalah move on ya Velin sahabatku yang cantik, sabar dan baik hati.”
Ada benarnya juga sih kayak Sherin, aku itu harus lupain kalau aku pernah suka sama dia dan anggap dia sebagai sahabat.
Hari berikutnya, Randy mendatangiku ke meja saat jam istirahat. Aku tak tahu dia mau apa dariku. Empat mata aku bertatap dengan dia, hatiku terasa deg-degan. Dan ternyata, Randy memintaku untuk mendengarkan curhatannya. Hatiku bilang, pasti dia curhat tentang Syifa. Ternyata benar, dan yang lebih menyakitkan lagi adalah bahwa Randy akan menembak Syifa. Dia pun bilang seperti ini, “Bagaimana jika aku memberi dia boneka kesukaannya?” aku menjawab lama karena aku tidak bisa menjawab pertanyaan itu.
Sakit hatiku saat itu. Akhirnya, dengan suara pelan dan ragu-ragu aku menjawab. Aku bilang, “Yaa, boleh juga, jika kamu benar-benar mencintainya, cepat-cepatlah kamu tembak dia. Jangan sampai dia direbut oleh orang lain” jujur aku tak bisa membohongiku hatiku yang teramat sakit.
Randy memegang tanganku, dan berkata, “Terima kasih ya Velin, kamu memang teman aku yang paling baik.” Senang saat dia memegang tanganku dan sedih saat aku merelakan dia pilih cinta yang lain.
Galau, galau dan semakin galau aku merasakannya. Sahabatku yang lainnya mensupport aku untuk bisa melupakan Randy dan move on dari dia. Dan mulai saat itu, aku terpikir untuk tidak memikirkan lelaki terutama Randy yang telah sakiti aku dan fokus untuk belajar. Satu tahun telah berlalu, pembagian rapot akhirnya dilakukan pada saat itu. Hati mersa tak enak, takut jika aku tidak naik kelas. Ternyata aku mendapat peringkat 10 besar di kelas 7-H. Aku bersyukur dan memeluk orangtuaku.
Sherin datang menghampiriku, dan mengucapkan, “Selamat yaa Velin, sudah mendapatkan peringkat 10 besar. Oh yaa, tahu gak? Randy mendapatkan peringkat pertama di kelas,”
Aku menjawab, “Yaa, terima kasih, Sherin. Kamu memang sahabat aku yang paling baik meskipun sedikit cuek, hehe. Oh, bagus deh kalau dia semakin pinter. Biar Syifa semakin sayang padanya, dan semakin langgeng hubungan dia.”
Aku merasa senang sekali, karena 1 tahun sudah ku lewati saat di SMP. Ya meskipun ada yang bikin aku kesel sih. Harapan aku di kelas 8 SMP nanti, semoga aku lebih pinter, dapet banyak temen, dan gak ada temen yang bikin aku ilfil lagi. Dan satu lagi, semoga aku bisa move on dari Randy. Dapet cowok yang lebih baik dari dia, lebih pintar, dan pastinya gak beri harapan palsu ke aku. Amin Ya Allah.
Bersambung
0 komentar: