Dongeng Kisah Semut dan Kepompong
10/30/2015
Di suatu hutan yang rindang, hidup berbagai binatang buas dan jinak.
Ada kelinci, burung, kucing, capung, kupu-kupu dan yang lainnya. Pada
suatu hari, hutan dilanda badai yang sangat dahsyat. Angin bertiup
sangat kencang, menerpa pohon dan daun-daun. Kraak! terdengar bunyi
dahan-dahan berpatahan. Banyak hewan yang tidak dapat menyelamatkan
dirinya, kecuali si semut yang berlindung di dalam tanah. Badai baru
berhenti ketika pagi menjelang. Matahari kembali bersinar hangatnya.
Semut bertemu seekor kepompong yang tergeletak di dahan daun yang patah
Tiba-tiba dari dalam tanah muncul seekor semut. Si semut terlindung
dari badai karena ia bisa masuk ke sarangnya di dalam tanah. Ketika
sedang berjalan, ia melihat seekor kepompong yang tergeletak di dahan
daun yang patah. Si semut bergumam, “Hmm, alangkah tidak enaknya menjadi
kepompong, terkurung dan tidak bisa kemana-mana”. “Menjadi kepompong
memang memalukan!”. “Coba lihat aku, bisa pergi ke mana saja ku mau”,
ejek semut pada kepompong. Semut terus mengulang perkataannya pada
setiap hewan yang berhasil ditemuinya.
Beberapa hari kemudian, semut berjalan di jalan yang berlumpur. Ia
tidak menyadari kalau lumpur yang diinjaknya bisa menghisap dirinya
semakin dalam. “Aduh, sulit sekali berjalan di tempat becek seperti
ini,” keluh semut. Semakin lama, si semut semakin tenggelam dalam
lumpur. “Tolong! tolong,” teriak si semut.
Si semut terperangkap didalam lumpur
“Wah, sepertinya kamu sedang kesulitan ya?” Si semut terheran
mendengar suara itu. Ia memandang kesekelilingnya mencari sumber suara.
Dilihatnya seekor kupu-kupu yang indah terbang mendekatinya. “Hai, semut
aku adalah kepompong yang dahulu engkau ejek. Sekarang aku sudah
menjadi kupu-kupu. Aku bisa pergi ke mana saja dengan sayapku. Lihat!
sekarang kau tidak bisa berjalan di lumpur itu kan?” “Yah, aku sadar.
Aku mohon maaf karena telah mengejekmu. Maukah kau menolongku sekarang?”
kata si semut pada kupu-kupu.
Akhirnya kupu-kupu menolong semut yang terjebak dalam lumpur
penghisap. Tidak berapa lama, semut terbebas dari lumpur penghisap
tersebut. Setelah terbebas, semut mengucapkan terima kasih pada
kupu-kupu. “Tidak apa-apa, memang sudah kewajiban kita untuk menolong
yang sedang kesusahan bukan?, karenanya kamu jangan mengejek hewan lain
lagi ya?” Karena setiap makhluk pasti diberikan kelebihan dan kekurangan
oleh yang Maha Pencipta. Sejak saat itu, semut dan kepompong menjadi
sahabat karib.
Hikmah: sesama makhluk ciptaan Tuhan, janganlah saling mengejek dan
menghina, karena siapa tahu yang dihina lebih baik kedudukannya daripada
yang menghina. Jangan lewatkan juga membaca Kisah Kura-Kura dan Monyet Yang Rakus yang sangat seru dan mengasyikan.
0 komentar: