Cerita Rakyat Si Pahit Lidah dan Si Mata Empat

Si Pahit Lidah dan Si Mata Empat adalah dua jawara gagah berani yang menjadi legenda terkenal bagi masyarakat Banding Agung. Mereka amat disegani lawan-lawannya. Baik si Pahit Lidah maupun si Mata Empat, keduanya merasa paling hebat di antara keduanya.


”Ha..ha..ha..akulah yang paling hebat sejagat raya ini, tak ada yang bisa menandingiku”, ucap si mata empat di depan umum ketika mempertunjukkan kehebatannya. 
”Hei si Mata Empat..sombong sekali kau, apa belum tahu kehebatanku?” teriak si Pahit Lidah kepada si Mata Empat. Si Mata Empat pun menjadi geram dan rasanya ingin segera menghajar si Pahit Lidah. Namun niatnya tersebut diurungkan karena kalau berkelahi secara langsung tentu dia akan kalah dengan kutukan lidahnya yang pahit itu
”Baiklah, sekarang saya beri kelonggaran untukmu yang telah lancang kepadaku Pahit Lidah, saya akan membuktikan seberapa hebat kesaktianmu. lima hari dari sekarang di dekat Danau Ranau setelah matahari terbenam. Bagaimana apakah kau sanggup?” tanya si Mata Empat menantang si Pahit Lidah.
”Baiklah..dengan senang hati saya terima tantanganmu Mata Empat, lagipula aku sudah tak sabar ingin menghajar orang sombong macam kau!!” jawab si Pahit Lidah dengan lantang.
Akhirnya, karena ingin membuktikan siapa yang benar-benar lebih hebat di antara mereka berdua, mereka sepakat untuk bertemu dan mengadu kekuatan masing-masing.
Maka tibalah pada hari yang sangat menentukan itu. Mata Empat menggunakan permainan licik yang hanya menguntungkan dirinya sendiri. Caranya, secara bergiliran keduanya harus tidur menelungkup di bawah rumpun bunga aren. Lalu, bunga aren di atas akan dipotong oleh salah satu di antara mereka. Siapa bisa menghindar dari bunga dan buah aren yang lebat dan berat itu, dialah yang akan disebut jawara sakti. Setiap orang diberi kesempatan memotong tiga kali bila buah yang di jatuhkan belum mengenai musuh. Si Pahit Lidah tidak mengetahui kalau Mata Empat telah berbuat licik terhadapnya. Tapi si Pahit Lidah menerima saja tantangan Mata Empat tersebut.
Lalu keduanya melakukan undian dengan aturan yang telah mereka sepakati. Akhirnya  si Mata Empat mendapat giliran pertama. Sesuai namanya, si Mata Empat juga memiliki dua mata lain, yakni di belakang kepalanya.
Dengan secepat kilat si Pahit Lidah lalu memanjat pohon aren yang ada di tepi danau tersebut.
”Hei Mata Empat yang sombong terimalah ini, selamat tinggal untuk selama-lamanya.” ucap Pahit Lidah kepada Mata Empat.
Dengan tenangnya si Mata Empat menelungkup di bawah pohon. Cring…byar…buah aren berhasil di potong dan di jatuhkan oleh si Pahit Lidah.
Tentu saja si Mata Empat bisa melihat arah jatuhnya buah aren tersebut. mata di kepala mata empat bisa melihat ketika bunga aren jatuh meluncur ke ke arah Mata Empat. Dengan mudahnya si Mata Empat bisa menghindar dari runtuhan buah aren tersebut.
”Ha..ha..ha..ha..apakah hanya itu saja kemampuanmu hai pahit lidah” dengan sombong Mata empat mengejek si Pahit Lidah yang ada di atas pohon.
”Kurang ajar, ternyata kau belum mati juga” dengan kesal si Pahit Lidah memotong buah aren yang lebih besar. Tapi si Mata Empat dapat menghindar lagi dari jatuhan buah aren tersebut.
”Wahai Pahit Lidah saya kasih kesempatan sekali lagi untuk menunjukkan kemampuanmu” ujar Mata Empat dengan sombongnya. Dengan perasaan hampir putus asa, Pahit Lidah memotong buah aren yang lebh besar dari yang kedua. Tapi dengan kemampuan yang dimilikinya, Mata Empat bisa menghindar untuk ketiga kalinya dari jatuhan buah aren tersebut.
Dengan perasaan kecewa si Pahit Lidah turun dari pohon aren tersebut. Kini giliran si Pahit Lidah untuk manjat pohon aren. Dengan secepat kilat juga si Mata Empat memanjat dan si Pahit Lidah sudah menelungkupkan badannya di bawah rumpun pohon itu.
”Pahit lidah apakah kau sudah siap dengan kematianmu?”tanya si Mata Empat kepada si Pahit Lidah.
”Jangan banyak oceh kau. Cepat potong buahnya!”jawab Pahit Lidah.
Si Mata Empat pun memotong buah aren tersebut. Clazzz…gugusan buah are itu meluncur deras ke bawah.
Si pahit lidah tak bisa mengetahui hal itu. Badannya tetap berada persis di bawah luncuran itu. Ia tak menghindar.
”Akhhhh…” Pahit Lidah berteriak kesakitan sejadi-jadinya. Buah aren yang besar dan berat tersebut mengenai tubuh si Pahit Lidah. Tubuhnya bersimbah darah dan ia tewas seketika secara mengenaskan.
”Ha..ha..ha..ternyata kamu tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan kesaktianku.” Si Mata Empat senang, dan merasa puas. Ia bisa membuktikan pada semua orang, dirinyalah yang lebih sakti dari si Pahit Lidah.
Namun rasa ingin tahunya muncul, mengapa lawannya itu mendapat julukan si Pahit Lidah? Benarkah lidahnya memang pahit? Lalu karena penasaran, ia cucukkan jarinya ke dalam mulut si pahit lidah yang sudah mati itu. Setelah itu, dicecapnya jarinya sendiri yang sudah terkena liur di Pahit Lidah.
”Benar, rasanya pahit sekali. Rasanya lebih pahit dari akar brotoali.”
Rupanya itu racun yang mematikan. Si Mata Empat pun mengerang-erang kesakitan memegangi tenggorokannya. Tapi apa mau dikata. Racun tersebut telah menjalar ke seluruh tubuhnya. Dan seketika itu juga tubuhnya membiru. Maka si Mata Empat pun juga tewas di tempat yang sama. Akibat terlalu sombong dan angkuh. Merasa dirinya paling hebat di dunia ini, padahal masih ada yang lebih hebat sejagat raya ini yaitu Allah SWT. Kedua jawara ini lalu dimakamkan oleh penduduk setempat di tepi Danau Ranau yang menjadi saksi sejarah pertarungan antara si Pahit Lidah dan si Mata Empat.
 

0 komentar:

Cerita Rakyat Situ Bagendit

ADVERTISEMENT
Cerita Rakyat tentang Legenda Situ Bagendit

Cerita Situ Bagendit

Di sebuah desa, tepatnya berada di Kota Garut tinggallah seorang janda yang bernama Nyi Endit, janda itu merupakan janda yang sangat kaya dan dengan kekayaannya itu ia bisa melakukan apapun yang ia sukai, iapun sangat ditakuti di desa tersebut.
Banyak penduduk disana yang meminjam uang padanya, meskipun harus membayar bunga dengan sangat tinggi. Nyi Endit selalu menagih uang kepada peminjamnnya sembari membawa pengawal (tukang pukul), jadi kalau ada yang ditagih namun tidak membayar tukang pukul itu sudah siap untuk melakukan kekerasa.
Jika datang musim panen, Nyi Endit selalu menghasilkan panen yang sangat melimpah, dan ketika musim paceklik tiba banyak petani yang kesulitan bahkan ada yang sampai busung lapar. Keadaan warga disana sangatlah berbeda dengan Nyi Endit janda yang kaya raya itu. Ia selalu berpesta Pora di rumahnya, sedangkan petani banyak yang kelaparan.
Ketika pesta sedang dimulai, tiba-tiba salah satu pengawalnya datang menghampiri Nyi Endit itu dan berkata: “Nyi maaf sepertinya diluar ada seorang pengemis yang ingin masuk dan membuat kerusuhan. Sepertinya ia ingin meminta-minta”.
Dengan seketika Nyi Enditpun berkata dengan lantangnya “Usir Dia!”
Namun pengemis itu masuk kedalam rumahnya Nyi Endit secara tak terduga dan berkata: “kau benar-benar serakah dan kejam Nyi Endit, kami kelaparan, berilah kami sedikit makanan”.
Nyi Endit-pun marah dengan seketika dan berkata “Berani kau ya berkata seperti itu padaku, dasar kurang ajar. Cepat usir dia dari rumahku!”.
Pengawal Nyi Endit-pun langsung menyeret pengemis itu, namun secara tak disangka pengemis itu sangat kuat sekali dan bisa melawan para pengawal Nyi Endit dengan satu gebrakan saja. Para tamu takjub melihat kesaktian pengemis tersebut.
Setelah melawan para pengawal Nyi Endit, pengemis itupun berkkata lagi kepada Nyi Endit: “Jika kau tidak mau berbagi dengan orang yang kesulitan, akan ku tunjukkan sesuatu padamu”.
Sang pengemis itu mengambil satu ranting pohon, dan menancapkannya ke tanah. Setelah itu ia berkata lagi pada Nyi Endit: “jika ranting ini dapat kau cabut, maka kau termasuk orang yang mulia di dunia. Jika kau tak bisa melakukannya kau bisa menyuruh kepada pengawalmu”. Nyi Enditpun langsung memerintahkan kepada para pengawalnya untuk mencabut ranting pohon yang kecil itu. Namun sayang ternyata pengawalnya itu tak bisa mencabut ranting tersebut yang kelihatannya sangat mudah untuk di cabut. Sang Pengemispun berkata lagi: “ternyata pengawalmu tak sanggup mencabutnya, sekarang kau bisa lihat aku melakukannya”.
Sang pengemis itu dengan mudahnya mencabut ranting tersebut, dan setelahny di cabut ternyata keluarlah air yang begitu deras dari lubang ranting tersebut, dan secara tiba-tiba sang pengemispun hilang seketika.
Ketika itupun, guncangan gempa bumi datang dan hujan yang begitu lebat, dan dengan sekejap desa Nyi Enditpun lenyap terendam oleh air. Dan berubahlah desa itu menjadi sebuah danau yang sekarang popular di sebut dengan Situ Bagendit. Di dalam danau tersebut di percaya bahwa terdapat lintah yang amat besar sebagai jelmaan Nyi Endit yang disebut dengan lintah darat.
Catatan: Kita sebagai manusia yang bersosial tak bisa hidup individual, maka dari itu ketika kita mendapatkan hal yang baik dan banyak maka berbagilah dengan orang lain. Karena harta yang kita miliki hanyalah titipan, anda hanya bisa memilih antara diluaskan hartanya atau di sempitkan.

0 komentar:

Cerita Rakyat Sipitung

Pada zaman dahulu, di sebuah daerah Rawa Belong, lahirlah seorang pemuda saleh bernama Si Pitung. la adalah pemuda yang rajin mengaji pada Haji Naipin seorang ulama yang sangat terkenal dimasa itu. Selain itu ia dilatih silat selama bertahun-tahun hingga kemampuannya menguasai ilmu agama dan bela diri sangat meningkat dan luar biasa. Karena bakatnya dalam ilmu beladiri, kemampuan Pitung berada jauh diatas rata-rata para pesilat yang ada di Betawi pada masa itu.
Si Pitung hidup di zaman penjajahan Belanda, Si Pitung terketuk hatinya untuk membela rakyat Indonesia. la merasa iba menyaksikan penderitaan yang terus dialami rakyat kecil dan lemah. Sementara itu para kompeni atau orang-orang Belanda terus berkuasa juga sekelompok Tauke dan para Tuan tanah, mereka semua adalah para penguasa yang bergelimang harta. Harta kekayaan mereka termasuk rumah dan ladang dijaga oleh para centeng yang kuat dan galak.
Kemudian Si Pitung merencanakan perampokan terhadap para penguasa itu untuk membantu rakyat miskin. la dibantu oleh teman-temannya yaitu Si Rais dan Si Jii.
Kumpulan Cerita Rakyat Betawi Si Pitung
Kumpulan Cerita Rakyat Betawi Si Pitung
"Kami siap membantumu, Pitung!" ujar Si Rais penuh semangat yang kmeudian diikuti anggukan setuju Si Jii.
"Baiklah, kalau begitu mari susun siasat. Jika kita berhasil merampok, kita akan bagi-bagikan hasilnya pada rakyat-rakyat kecil yang membutuhkan!" ucap Si Pitung yakin, lalu ia dan kedua temannya Iangsung mengatur siasat untuk merampok. Teruslah ia dan teman-temannya merampok para penguasa itu, setelah mendapat hasil rampokannya, Si Pitung dan teman-temannya langsung membagi-bagikan pada rakyat miskin, di depan rumah keluarga yang kelaparan diletakannya sepikul beras. Diberikannya juga santunan berupa uang kepada keluarga yang dibelit hutang.
Anak yatim pun tak luput dari penglihatannya, diberikannya bingkisan baju dan bermacam-macam hadiah lainnya. Kejadian itu terus berlanjut, sampai para kompeni, orang-orang Tauke dan Tuan tanah menjadi geram dan ingin menangkapnya. Namun tak pernah berhasil karena Si Pitung dan kelompoknya bukan lah orang-orang sembarangan.
Banyak orang mengatakan keberhasilan Si Pitung dan teman-temannya dalam merampok ada dua hal yaitu yang pertama ia memiliki ilmu silat, pandai bela diri dan kebal, sebab kabarnya tubuh Si Pitung kebal terhadap peluru.
Kumpulan Cerita Rakyat Betawi Si Pitung Banteng Betawi
Kumpulan Cerita Rakyat Betawi Si Pitung Banteng Betawi
Dan yang kedua adalah orang-orang yang dibantunya tidak mau mengatakan dimana Si Pitung kini berada setiap para kompeni dan orang kaya perampokan Si Pitung membujuk atau memaksa rakyat.
Karena geram melihat kesetiaan rakyat pada Si Pitung, maka para kompeni dan para orang kaya itu menggunakan kekerasan memaksa para rakyat kecil membuka mulut. Hingga suatu hari kompeni, orang-orang Tauke dan para Tuan tanah berhasil mendapatkan informasi tentang orang tua Si Pitung dan Haji Naipin, maka kompeni dan para orang-orang kaya menyandera orang tua Si Pitung dan Haji Naipin.
"Katakan!!! Atau kau kutembak!" teriak para kompeni dan orang-orang kaya pada orang tua si Pitung dan Haji Naipin. Namun mereka tak mau menjawabnya. Akhirnya mereka disiksa dan terus disiksa dengan sangat kejam. Dengan siksaan yang amat berat akhirnya para kompeni dan orang-orang kaya itu mendapatkan informasi dimana Si Pitung berada juga rahasia kekebalan tubuhnya terhadap peluru.
Polisi para kompeni itu pun berhasil menyergap persembunyian Si Pitung dan teman-temannya. Si Pitung dan teman-temannya tak tinggal diam, mereka pun melawan sekuat tenaga. Namun informasi tentang rahasia kekebalan tubuh Si Pitung sudah diketahui para polisi kompeni yaitu dengan melempari Si Pitung telur-telur busuk lalu ditembak. Lalu tewaslah Si Pitung seketika. Kehilangan sudah pahlawan pembela rakyat kecil, namun meskipun demikan Si Pitung adalah kebanggaan masyarakat Jakarta.

0 komentar:

Cerita rakyat Roro Jonggrang

RORO JONGGRANG


Alkisah pada zaman dahulu kala, berdiri sebuah kerajaan yang sangat besar yang bernama Prambanan. Rakyat Prambanan sangat damai dan makmur di bawah kepemimpinan raja yang bernama Prabu Baka. Kerajaan-kerajaan kecil di wilayah sekitar Prambanan juga sangat tunduk dan menghormati kepemimpinan Prabu Baka.

Sementara itu di lain tempat, ada satu kerajaan yang tak kalah besarnya dengan kerajaan Prambanan, yakni kerajaan Pengging. Kerajaan tersebut terkenal sangat arogan dan ingin selalu memperluas wilayah kekuasaanya. Kerajaan Pengging mempunyai seorang ksatria sakti yang bernama Bondowoso. Dia mempunyai senjata sakti yang bernama Bandung, sehingga Bondowoso terkenal dengan sebutan Bandung Bondowoso. Selain mempunyai senjata yang sakti, Bandung Bondowoso juga mempunyai bala tentara berupa Jin. Bala tentara tersebut yang digunakan Bandung Bondowoso untuk membantunya untuk menyerang kerajaan lain dan memenuhi segala keinginannya.


Hingga Suatu ketika, Raja Pengging yang arogan memanggil Bandung Bondowoso. Raja Pengging itu kemudian memerintahkan Bandung Bondowoso untuk menyerang Kerajaan Prambanan. Keesokan harinya Bandung Bondowoso memanggil balatentaranya yang berupa Jin untuk berkumpul, dan langsung berangkat ke Kerajaan Prambanan.

Setibanya di Prambanan, mereka langsung menyerbu masuk ke dalam istana Prambanan. Prabu Baka dan pasukannya kalang kabut, karena mereka kurang persiapan. Akhirnya Bandung Bondowoso berhasil menduduki Kerajaan Prambanan, dan Prabu Baka tewas karena terkena senjata Bandung Bondowoso.

Kemenangan Bandung Bondowoso dan pasukannya disambut gembira oleh Raja Pengging. Kemudian Raja Pengging pun mengamanatkan Bandung Bondowoso untuk menempati Istana Prambanan dan mengurus segala isinya,termasuk keluarga Prabu Baka.

Pada saat Bandung Bondowoso tinggal di Istana Kerajaan Prambanan, dia melihat seorang wanita yang sangat cantik jelita. Wanita tersebut adalah Roro Jonggrang, putri dari Prabu Baka. Saat melihat Roro Jonggrang, Bandung Bondowoso mulai jatuh hati. Dengan tanpa berpikir panjang lagi, Bandung Bondowoso langsung memanggil dan melamar Roro Jonggrang.

“Wahai Roro Jonggrang, bersediakah seandainya dikau menjadi permaisuriku?”, Tanya Bandung Bondowoso pada Roro Jonggrang.

Mendengar pertanyaan dari Bandung Bondowoso tersebut, Roro Jonggrang hanya terdiam dan kelihatan bingung. Sebenarnya dia sangat membenci Bandung Bondowoso, karena telah membunuh ayahnya yang sangat dicintainya. Tetapi di sisi lain, Roro Jonggrang merasa takut menolak lamaran Bandung Bondowoso. Akhirnya setelah berfikir sejenak, Roro Jonggrang pun menemukan satu cara supaya Bandung Bondowoso tidak jadi menikahinya.

“Baiklah,aku menerima lamaranmu. Tetapi setelah kamu memenuhi satu syarat dariku”,jawab Roro Jonggrang.

“Apakah syaratmu itu Roro Jonggrang?”, Tanya Bandung Bandawasa.

“Buatkan aku seribu candi dan dua buah sumur dalam waktu satu malam”, Jawab Roro Jonggrang.

Mendengar syarat yang diajukan Roro Jonggrang tersebut, Bandung Bondowoso pun langsung menyetujuinya. Dia merasa bahwa itu adalah syarat yang sangat mudah baginya, karena Bandung Bondowoso mempunyai balatentara Jin yang sangat banyak.

Pada malam harinya, Bandung Bandawasa mulai mengumpulkan balatentaranya. Dalam waktu sekejap, balatentara yang berupa Jin tersebut datang. Setelah mendengar perintah dari Bandung Bondowoso, para balatentara itu langsung membangun candi dan sumur dengan sangat cepat.

Roro Jonggrang yang menyaksikan pembangunan candi mulai gelisah dan ketakutan, karena dalam dua per tiga malam, tinggal tiga buah candi dan sebuah sumur saja yang belum mereka selesaikan.

Roro Jonggrang kemudian berpikir keras, mencari cara supaya Bandung Bondowoso tidak dapat memenuhi persyaratannya.

Setelah berpikir keras, Roro Jonggrang akhirnya menemukan jalan keluar. Dia akan membuat suasana menjadi seperti pagi,sehingga para Jin tersebut menghentikan pembuatan candi.

Roro Jonggrang segera memanggil semua dayang-dayang yang ada di istana. Dayang-dayang tersebut diberi tugas Roro Jonggrang untuk membakar jerami, membunyikan lesung, serta menaburkan bunga yang berbau semerbak mewangi.

Mendengar perintah dari Roro Jonggrang, dayang-dayang segera membakar jerami. Tak lama kemudian langit tampak kemerah merahan, dan lesung pun mulai dibunyikan. Bau harum bunga yang disebar mulai tercium, dan ayam pun mulai berkokok.

Melihat langit memerah, bunyi lesung, dan bau harumnya bunga tersebut, maka balatentara Bandung Bondowoso mulai pergi meninggalkan pekerjaannya. Mereka pikir hari sudah mulai pagi, dan mereka pun harus pergi.

Melihat Balatentaranya pergi, Bandung Bondowoso berteriak: “Hai balatentaraku, hari belum pagi. Kembalilah untuk menyelesaikan pembangunan candi ini !!!”

Para Jin tersebut tetap pergi, dan tidak menghiraukan teriakan Bandung Bondowoso. Bandung Bondowoso pun merasa sangat kesal, dan akhirnya menyelesaikan pembangunan candi yang tersisa. Namun sungguh sial, belum selesai pembangunan candi tersebut, pagi sudah datang. Bandung Bondowoso pun gagal memenuhi syarat dari Roro Jonggrang.

Mengetahui kegagalan Bandung Bondowoso, Roro Jonggrang lalu menghampiri Bandung Bondowoso. “Kamu gagal memenuhi syarat dariku, Bandung Bondowoso”, kata Roro Jonggrang.

Mendengar kata Roro Jonggrang tersebut, Bandung Bondowoso sangat marah. Dengan nada sangat keras, Bandung Bondowoso berkata: “Kau curang Roro Jonggrang. Sebenarnya engkaulah yang menggagalkan pembangunan seribu candi ini. Oleh karena itu, Engkau aku kutuk menjadi arca yang ada di dalam candi yang keseribu !”

Berkat kesaktian Bandung Bondowoso, Roro Jonggrang berubah menjadi arca/patung. Wujud arca tersebut hingga kini dapat disaksikan di dalam kompleks candi Prambanan, dan nama candi tersebut dikenal dengan nama candi Roro Jonggrang. Sementara candi-candi yang berada di sekitarnya disebut dengan Candi Sewu atau Candi Seribu.

0 komentar:

Cerpen Kisah Cinta Kupu Kupu

Di sebuah hutan Edelweisse, ada Kumbang, Larva dan Kupu-kupu, mereka adalah teman sejati. Kumbang adalah hewan yang sangat jahil, dia sering menjahili binatang-binatang lainnya, walau pun dia jahil tapi penyayang dan paling gagah, sedangkan Larva hewan yang setia kawan, tidak suka merusak kebahagian teman, sedangkan Kupu-kupu hewan yang paling indah.
Suatu hari saat Kumbang, Larva dan Kupu-kupu sedang bermain di pinggiran danau, ada segerombol semut yang menghampiri mereka bertiga.
“apa yang kalian perbuat di sini?” Tanya salah seorang prajurit semut.
“sedang bermain” jawab Kumbang dengan santai.
“hey siapakah dia?” Tanya sang prajurit semut itu sambil menunjuk salah satu dari mereka.
“dia adalah Larva, temanku” jawab Kumbang.
“hahahaha, dia sangat jelek!” ujar prajurit semut itu, Kumbang hampir marah mendengar ledekan semut, lalu Kumbang mengusir semut itu, grombolan semut itu pergi.
Karena mendengar ejekan semut, Larva merasa sedih, ia pergi ke pinggir danau, dia berkaca di air danau tersebut.
“aku adalah hewan yang sangat jelek” ujar hati Larva sambil menangis.
Melihat sahabatnya itu menangis di pinggir sungai, Kumbang dan Kupu-kupu menghampiri Larva.
“Larva? kenapa kau bersedih?” Tanya Kupu-kupu yang terbang di sekitar Larva dan Kumbang.
“aku merasa sedih pu, karena aku ini jelek!” seru Larva.
“jangan bersedihlah, semut itu hanya iri padamu, karena kau lebih cantik darinya, iya kan Kupu-kupu?” ujar Kumbang.
“iya itu benar sekali va” jawab Kupu-kupu.
“senyum va, kalau kau terus bersedih kau akan jelek” ujar Kumbang, Larva tersenyum.
“nah kau tampak indah sekali va” ujar Kumbang dan Kupu-kupu.
Kupu-kupu adalah hewan yang sangat indah, tak jarang kalau serangga-serangga lainnya banyak yang suka pada Kupu-kupu, terutama Kumbang, Kumbang sangat mencintai Kupu-kupu, tapi Kupu-kupu tidak mencintai Kumbang, dia hanya menganggap teman saja, tetapi Larvalah yang mencintai Kumbang sepenuh hati.
Suatu hari Kumbang dan Larva sedang berdua di bawah batang bunga mawar, hati Larva sangat senang bisa berduaan saja dengan Kumbang tapi. “va, aku mencintaimu” ujar Kumbang, Larva tersenyum lebar dan hatinya merasa senang. “aku mencintaimu” kata itu keluar lagi dari mulut Kumbang.
“kira-kira Kupu-kupu akan senang saat aku berbicara seperti itu?” ujar Kumbang dengan tersenyum melihat Larva, hati Larva hancur.
“andaikan aku cantik seperti Kupu-kupu pasti Kumbang akan mencintaiku” ujar hati Larva.
Larva menangis ia tak bisa menahan sakit hatinya.
“kau kenapa Larva?” Tanya Kumbang.
“tidak apa-apa, aku hanya bahagia melihatmu bahagia” jawab Larva menahan perihnya luka di hatinya.
“oh Larva, kau memang sahabatku yang paling baik.”
Suatu hari Kumbang, Larva, dan Kupu-kupu sedang berkumpul di bawah tanaman helianthus Kumbang menghampiri kupu-kupu yang hinggap di tanah.
“Kupu-kupu, kau itu sangat indah” ujar Kumbang.
“terima kasih Kumbang” jawab Kupu-kupu.
“Kupu-kupu, aku sangat mencintaimu” ujar Kumbang, hati Larva perih seperti ada puluhan jarum yang menusuk hatinya. Larva pergi meninggalkan mereka berdua. Di sepanjang jalan Larva terus bersedih.
“Kumbang.. maafkan aku, aku tidak mencintaimu Kumbang, aku hanya menganggapmu sebagai sahabat, dan aku juga tidak bisa mencintai orang lain, karena aku dua hari lagi akan meninggalkan kalian semua”
“kenapa kau.. kau akan pergi?”
“karena jenis Kupu-kupu sepertiku aku akan mati” ujar Kupu-kupu pergi meninggalkan Kumbang. Badan Kumbang kaku, lidah Kumbang terasa pahit, dan jelas Kumbang patah hati.
“kau harus tahu sebenarnya Larva itu mencintaimu Kumbang” ujar Kupu-kupu kepada Kumbang, Kumbang terdiam.
“oh Larva, maafkan aku aku telah menyakiti hatimu, aku tak tahu kalau kau suka padaku” ujar hati Kumbang.
Ternyata benar, Kupu-kupu itu mati, Kumbang merasa sedih. Larva menyangka Kupu-kupu dan Kumbang saling mencintai, Larva menjahui mereka hampir satu minggu lebih Larva tak muncul di daerah hutan Edelweisse, Kumbang merasa kesepian, Kumbang mencari-cari Larva untuk minta maaf, tapi Larva tak muncul-muncul. Sama seperti ulat lainnya, Larva bermetamorfosis menjadi kupu kupu, saat Larva yang telah menjadi Kupu-kupu ia berkeliling di hutan Edelweisse, semua serangga memuji Larva, mereka tak menyangka kalau Larva akan secantik ini, terutama semut yang dulu pernah mengejek Larva.
Larva pergi ke suatu tempat di mana waktu itu dia bersama Kumbang dan Kupu-kupu bermain, ia melihat seekor serangga yang sedang sendirian, Kupu-kupu mengampirinya.
“Kumbang..” ujar Larva yang menjadi Kupu-kupu itu.
“Kupu-kupu?” kata Kumbang.
“Kumbang aku Larva, sekarang aku sekarang sudah menjadi Kupu-kupu” ujar Kupu-kupu.
“kau Larva?”
“iya”
“oh Larva, kau tambah cantik va, kenapa aku baru menyadari sekarang kalau kau secantik ini?”
“hehe..”
“Kupu-kupu sekarang namamu” ujar Kumbang, Larva hanya tersenyum dan merasa bahagia karena Kumbang memujinya.
“oh Larva, kenapa kau tak pernah bilang dari dulu, kalau kau suka sama aku?” Tanya Kumbang.
“karena aku tak ingin merusak kebahagiaanmu, dan aku tak pantas untukmu, karena aku jelek” jawab Kupu-kupu.
“kau cantik, kau baik, kau pantas jadi milikku, apa kau masih mencintaiku?” tanya Kumbang.
“masih” ujar Kupu-kupu.
“kau telah menyempurnakan hati ini Pu” ujar Kumbang kepada Kupu-kupu, Larva hanya menjawab dengan senyum manisnya.
“Kupu-kupu, apakah kau akan mati seperti Kupu-kupu lainnya?” Tanya Kumbang dengan nada rendah.
“tentu saja, semua makhluk hidup akan mati!” seru Kupu-kupu, kini hati Kupu-kupu sangat senang karena ia bisa dicintai Kumbang serangga pujaan hatinya.
“ku harap kau tidak akan meninggalkan aku” ujar Kumbang kepada Kupu kupu, lalu mereka pergi meninggalkan tempat itu.

0 komentar:

Cerpen Sang Satria Hati

Hembusan angin yang cukup kencang, terpaan ombak pantai Matras pulau Bangka, membawa cintaku kembali, yang dulu sempat pergi entah ke mana.
“hai?” sapa seorang remaja laki-aki. Aku hanya melihat arah sumber suara itu.
“kau masih ingat denganku?” Tanya remaja itu lagi.
“maaf tapi aku lupa” jawab aku.
“dulu kita pertama kali bertemu di pelabuhan muntok, kita menyembrang laut menaikki kapal yang sama, kau duduk di belakang aku, kita bercanda riang” ujar laki-aki itu.
“kau.. kau Satrio?” pekikku.
“iya Aci aku Satrio” jawab Satrio.
“Satrio, kau tahu, aku selama ini merindukanmu” kataku sambil memeluk Satrio, Satrio pun memelukku.
“aku telah mencarimu kemana-mana ci, tapi kau sukar dicari, sekarang, kita bertemu di sini” ujar Satrio yang hampir menangis.
Pertemuan yang mengejutkan itu membuat kami menangis karena terharu.
“aku tak pernah menyangka aku akan bertemu denganmu lagi ci” ujar satrio.
“kenapa?” Tanyaku.
“karena kau sudah memiliki kekasih yang jauh lebih baik dari aku” jawab Satrio.
“aku tak memiliki kekasih, karena aku hanya mencintai seorang pangeran yang tampan” ujar aku sambil memegang tangan Satrio.
“siapakah dia?” Tanya Satrio.
“kau..” jawabku.
“sudah hapus air matamu ci, jika kau menangis, kecantikanmu akan hilang” ujar Satrio sambil mengusap air mataku, aku hanya tersenyum.
“kau sekarang tampak cantik ci” kata Satrio sambil memegang wajahku.
“masa sih?” Tanyaku dengan tersipu.
“jerawatmu sekarang sudah hilang” jawab Satrio.
Satrio menarik tanganku ke sebuah batu yang cukup besar, tapi tak terlalu tinggi hanya sebatas lutut, dan mengajak ku duduk di atasnya.
“ci kau masih ingat masa-masa kita dulu di kapal?” Tanya Satrio.
“ingat sekali Rio, kau dulu malu malu mengajakku bermain” ujarku sambil tertawa kecil.
“hehehe, karena aku nervous melihat gadis secantikmu” ujar Satrio tertawa kecil.
“kau hampir jatuh saat kau ingin ke luar sambil membawa pop mie” ujar Satrio melanjutkan.
“dan kau menyanyikan lagu ‘bidadari’ di atas luar kapal saat malam harinya, saat jam 11 malam kau dan Ayahmu meminta nomor hp-ku” kataku sambil tersenyum.
“hehehe, saat aku bilang ‘aku mencintaimu’ kau hanya berdiam diri” ujar Satrio dengan muka ditekuk.
“aku pikir kau becanda saja denganku, ternyata kau serius, aku menyesal telah menyia-nyiakan momen itu” kataku dengan nada merendah.
“aku ingin kau mengulanginya lagi, tapi aku sadar, bahwa di usiamu sekarang pasti kau sudah memiliki kekasih” ujarku dan berdiri di atas tepian air pantai yang disertai ombak-ombak yang berayun-ayun.
“kau benar, aku sekarang memiliki kekasih” jawab Satrio.
Tenggorokan terasa sakit saat menelan air ludah, lidah menjadi pahit, rasanya hati ini remuk, aku diam tak berkata satu kata pun.
“kekasihku Allah, Tuhan yang menciptakan semua ini” ujar Satrio dan menghampiriku, aku menoleh ke arah Satrio.
“dan hanya satu bidadari yang aku cintai” kata Satrio meneruskan perkataannya.
“siapa?” tanyaku.
“bidadari itu di depan mataku, ia berdiri di depanku” ujar Satrio, aku tersenyum senang.
Saat itu Satrio memegang tanganku, aku merasa kaku tak bisa berkutik, mataku terpanah ke arah mata Satrio yang hitam jernih.
“aku mencintaimu, sangat mencintaimu” ujar Satrio menatap mataku tajam, aku tambah kaku seperti patung.
“bisakah kau.. kau ulangi lagi?” Tanyaku gugup.
“aku sangat mencintaimu!” seru satrio dengan suara yang sedikit keras, aku memeluk Satrio, kita saling berpelukan, dan aku menangis.
“aku juga mencitaimu sat” ujarku.
Saat itu hatiku mersa senang seperti tak ada beban di pikiran ini, sekarang bumi merasa lebih bewarna, dan pantai itu membawaku ke dalam sebuah ciuman yang begitu berarti, Satrio orang yang selama ini satria yang selalu menjaga hatiku yang sempat hilang kini kembali pulang dalam kehidupanku.

0 komentar:

Cerpen Mimpi

“ah, mimpi itu hanya bunganya tidur, dan gak ada di kenyataan hidup kita”
Begitulah komentar Anis setelah mendengarkan cerita mimpi yang aku alami semalam tadi. Entalah, aku merasakan ada sesuatu dalam mimpiku dan mimpi itu bukan mimpi biasa. Mimpi yang membuat pikiranku sedikit risau, mimpi yang membuat hatiku seakan penuh sebak, bertanya-tanya. “ada apa dengan mimpi itu dan kenapa mimpiku itu datang dengan hal kisah yang sama?”
“hufthh…” aku menghela napas dalam-dalam, dadaku terasa sempit setiap kali memikirkan mimpi itu.
“Ren, Reni, kamu denger cerita aku gak sih?” tanya Anis mengoyak-ngoyak pundakku.
“oh maaf, aku gak denger”
“ih, aku udah cerita panjang lebar dari timur sampai barat tapi kamu gak dengerin, bikin cape aja” sewot Anis mengerutkan halisnya.
“iya maaf, emangnya kamu ngebahas soal apa sih?” tanyaku.
“gak ada siaran ulang, udah ah aku pulang duluan ya” katanya seraya menyangkil tasnya ke pundak lalu berselosor ke seberang jalan dan tubuh mungilnya hilang di balik pintu mobil taksi. Kini tinggallah aku sendiri selang beberapa menit aku pun pergi meninggalkan halte.
Malam semakin sunyi ku lirik jam dinding sudah mendekati angka sepuluh, kemudian ku rentangkan tubuhku ke kasur karena merasa lelah, mataku pun mulai sayup tanpa sadar aku pun sudah terlelap.
Aku berjalan di atas rumput yang basah terkena embun setapak demi setapak kaki telanjangku menelusuri pinggiran danau yang jernih airnya di sekelilingnya terdapat hamparan bunga-bunga yang beraneka ragam warnanya, kemudian telingaku mendengar suara anak kecil memanggil namaku dengan manja dan setelahnya aku mendengar seperti suara bayi yang sedang mengoceh, dengan penasaran aku ikuti suara itu dan berusaha mencarinya. Akan tetapi, yang ku temui bukanlah anak kecil dan seorang bayi melainkan seorang lelaki muda yang tersenyum manis memanggil namaku belum sempat ku bertanya siapa dia, sosok lelaki tampan itu sudah menghilang di balik kawah putih.
“mimpi itu datang lagi.” kataku dengan tatapan kosong ke arah taman di kampus.
“aduh Ren, udah lima kali kamu bilang seperti itu ke aku, selalu mimpi, mimpi dan mimpi terus yang kamu bilang, simak ya baik-baik Mimpi itu gak nyata, mimpi itu hanya bunganya tidur!! Jadi buat apa kamu harus buang-buang energi untuk mikirin sebuah mimpi”
“tapi nis, kenapa mimpi itu selalu datang berkali-kali dengan kisah yang sama? aku bingung dan aku gak tahu kenapa aku gelisah dengan mimpi itu” jelasku dengan bola mata yang berkaca-kaca, Anis memelukku mungkin dia merasa iba melihatku seperti ini.
“oh iya, aku lupa Pak Seno kan nyuruh aku buat panggil kamu” kata Anis pasang wajah pilon.
“kenapa?”
“gak tahu, coba aja kamu samperin ke kantornya!”
Dengan penasaran langkah kecilku menuju ruang Pak Seno.
“permisi pak, Bapak manggil saya?” tanyaku setelah sampai ke meja kerjanya.
“iya, ada yang mau ketemu sama kamu” katanya sambil menunjuk ke arah ruang tamu.
Di sana aku lihat seorang wanita dengan blus panjang di tubuhnya, aku sama sekali tidak mengenali wanita itu, meskipun begitu aku tetap menghampirinya.
“hai, kamu Reni ya?” tanya wanita itu.
Aku hanya menganggukkan kepala merasa bingung.
“perkenalkan, saya Tante Dewi” katanya sambil mengulurkan tangannya.
“iya Tante, ini ada apa ya?” tanyaku sedikit bingung.
“nanti saja Tante ceritain di taksi”
“mungkin kamu udah gak inget sama Tante dan juga Reno anak Tante. Terakhir waktu Reno berusia tujuh tahun, Tante dan sekeluarga pindah rumah dari bogor ke Manado, dan sekarang Reno sedang opname di rumah sakit, sejak Ayahnya meninggal empat tahun yang lalu pola makan Reno berkurang dan sekarang…” Tante Dewi memutuskan ceritanya karena Tante Dewi menangis, tapi aku hanya diam merasa bingung dan heran tentang Tante Dewi dan anaknya.
Tante Dewi mengajakku masuk ke lorong-lorong rumah sakit setelah mendekati ruang opname itu, Tante Dewi menyuruhku untuk ikut masuk ke kamar di mana anaknya sedang terbaring tak berdaya, aku lihat dan aku dengar Tante Dewi berbisik ke telinga anaknya sambil berlinangan air mata.
“Reno, siapa yang Mama bawa untuk kamu, dia adalah Reni adik bayi yang lucu yang selama ini kamu sayangi”
Dengan langkah penasaran aku pun menghampiri tubuh lemah itu, betapa terkejutnya aku setelah jelas menatap wajahnya. Wajah itu sama persis seperti sosok lelaki muda yang ada di mimpiku.
“mustahil, ini pasti mimpi!” kataku mencubit pipiku sendiri. “aw, sakit!” rintihku, tanpa sengaja mataku melihat lembaran foto di meja ku biarkan tanganku meraihnya ku tatap foto itu dengan terkejut aku berkata, “ini aku waktu bayi, kok bisa ada di sini?”
Lalu aku putar kertas foto itu ke belakang, di sana ada sebuah tulisan yang isinya.
“adik bayi yang lucu Reno sayang dede Reni.”
Rupanya waktu itu keluarga Reno tinggal di sebelah rumahku, dan kemudian harus pindah saat Reno berusia tujuh tahun dan aku berusia enam bulan pantas kalau aku tidak ingat apa-apa.
Sekarang aku sering menjenguk Reno sambil membawa beberapa tangkai bunga mawar putih karena ku yakin dengan aroma wangi bunga mawar putih bisa memulihkan suasana senyap di ruang kamar ini, saat merapikan dan menata bunga-bunga itu aku dengar Reno memanggil namaku, sontak aku pun menuju pembaringannya dan menggenggam tangannya.
“Reno, kamu udah sadar?” nihil, wajah pucat itu belum juga tersadar tak lama kemudian jari-jari itu bergerak aku lihat bola matanya terbuka dengan bibir yang masih kelu dia bertanya.
“kamu siapa?”
“aku Reni Adik bayi yang lucu dan menggemaskan..” jawabku tersenyum.
“Reni, kamu udah gak lucu tapi kamu cantik” katanya, tangannya berusaha menyentuh wajahku dan dia bilang.
“aku sayang kamu Reni, Adik bayi”
“aku bukan Adik bayi lagi, tapi aku udah menjadi wanita dewasa”
“biarlah, karena kamu tetap Adik bayi yang aku sayang”

0 komentar:

Dongeng BUNGA dan KUPU-KUPU


Pada zaman dahulu kala, ada sebuah hutan yang cukup asri. Di dalam hutan tersebut tumbuh berbagai pohon dengan buah-buah yang manis dan ranum, sehingga banyak binatang yang senang tinggal di hutan tersebut. Dari hewan besar seperi rusa, panda, beruang, hingga para serangga.

Pada suatu hari, hutan tersebut kedatangan seekor penghuni baru. Dia adalah si Lili ulat. Tapi para hewan dan pohon sangat membencinya, karena dia terkenal sangat rakus dan tak memiliki manfa’at apapun. Dia sangat rakus dalam memakan daun-daun, sehingga banyak pohon yang tak mau dia tinggali. Sehingga Lili si ulat harus berpindah dari satu pohon ke pohon lain untuk mencari rumah.
“Wahai pohon apel, bolehkah aku ikut tinggal di dahan mu?”. Tanya Lili ulat pada pohon apel.
“Kau tak boleh tinggal di sini. Karena makan mu banyak. Jika kau terlalu banyak memakan daun ku, maka aku tak akan bisa lagi berbuah. Carilah pohon lainya..”. kata pohon apel dengan ketusnya.
“Tapi aku janji, suatu saat budi mu pasti akan aku balas. Izinkan aku tinggal di sini, karena aku tak lagi memiliki rumah lain”. Kata Lili ulat memelas.
“Pokoknya tidak boleh..!! karena para hewan yang ikut tinggal di pohon ku pasti juga tidak setuju. Karena jika buah ku berkurang, mereka juga akan kekurangan makanan. Lagi pula apa yang bisa kau lakukan? Mahluk jelek dan lemah seperti mu tak bisa melakukan apa-apa selain makan dan makan saja. Sana pergi cari pohon yang lain”. Kata pohon apel dengan membentak.
Ahirnya dengan sedih Lilit ulat pun pergi mencari pohon lain yang mau dia tinggali. Tapi jawaban tiap pohon yang di temuinya sama, tak ada yang mau menerimanya. Ahirnya.. dia keluar dari hutan menuju ke pinggir hutan. Dia menangis dengan sedih meratapi nasib yang di alaminya. Ternyata tanpa dia sadari, ada pohon bunga matahari yang dari tadi memerhatikan dia.
“Mengapa kaumenagis kawan? Katakana masalah mu, mungkin aku bisa membantu mu”. Kata bunga matahari.
“Si.. Siapa yang bicara?”. Kata Lili ulat terbata-bata karena kaget.
“Aku yang bicara.. lihatlah ke atas!! Aku adalah bunga matahari. Aku adalah ratu dari semua bunga yang ada di padang ini”. Jawab bunga matahari.
Lalu Lili si ulat pun menceritakan kisahnya dengan menangis. Mendengar kisah Lili ulat yang sangat sedih, bunga mata hati menjadi sangat iba.
“Tak usah kau menangis lagi kawan.. kau bisa tinggal di sini. Kau bisa memilih tinggal di pohon ku, atau pohon bunga manapun yang kau mau. Mereka tak akan menolak, karena mereka adalah rakyat ku”. Kata bunga matahari.
Mendengar jawaban dari bunga matahari, Lili ulat menjadi sangat senang. Dia tersenyum dan menghapus air mata di pipinya.
“Benarkah itu kawan?”. Tanya Lili ulat tak percaya.
“Tentu saja benar.. aku tak pernah bohong. Lagi pula tak ada satu hewanpun yang mau tinggal di pohon atau dahan kami, karena kami tak memiliki buah. Jika kau mau tinggal di sini, tentu aku akan merasa senang karena memiliki teman baru”. Jawab bunga matahari .
“Tapi kawan.. kata mereka aku banyak makan. Sehingga mereka tak mau aku tinggal di dahan mereka. Mereka takut kalau daun mereka habis dan tak bisaberbuah. Apa kau tak takut kalau daun mu habis seperti yang mereka katakana?”. Tanya Lili ulat ragu.
“Hahaha.. berarti mereka berfikir sempit. Apalah arti sebuah daun? Seorang teman lebih berharga dan susah untuk di cari. Sedangkan daun akan bisa tumbuh lagi dengan sendirinya. Kau tak usah hawatir kawan..”. jawab bunga matahari dengan bijak.
Lili ulat sangat senang mendengar jawaban yang sangat bijak itu. Dan mulai saat itu, Lili ulat dan bunga matahari menjadi sahabat baik. Tiap hari mereka bercanda dan bercerita tentang banyak hal. Itu adalah hari-hari terindah yang di lalui dua sahabat tersebut. Hingga pada suatu hari..
“Bunga matahari sahabat ku.. ini adalah hari terahir aku bisa bercanda dengan mu.. “. Kata Lili ulat.
Mendengar perkataan sahabatnya itu, bunga matahari terkejut.
“Memangnya engkau hendak ke mana kawan? Apakah kau mau pergi mennggal kan aku?” Tanya bunga matahari.
“Tidak sahabat ku.. aku tak akan mungkin meninggalkan sahabat sebaik diri mu. Aku hanya mau berpamitan.. mulai besok aku akan berpuasa dan mngurung diri ku untuk tidur panjang. Mungkin sudah saatnya aku mulai membalas budi baik mu”. Jawab Lili ulat.
“Berpuasa? Tidur panjang? Membalas budi? Apa yang kau maksud kawan? Aku sama sekali tak mengerti apa maksud ucapan mu..”. kata bunga matahari bingung.
“Kau akan mengerti nanti pada saatnya kawan.. untuk sementara, aku akan meminjam dahan mu untuk membangun rumah ku dalam berpuasa.. ku mohon kau mengizinkanya”. Kata lili ulat.
“Apapun yang terbaik untuk mu kawan, aku pasti mendukung mu..”. jawab bunga matahari.
Ahirnya, mulailah si Lili ulat membuat rumahnya dan berpuasa. Dia membungkus diri dalam balutan benang-benang yang membentuk sebuah kantung, dan biasa kita kenal dengan kepompong. Berhari-hari sudah bunga matahari merawat dan menunggu teman baiknya itu bangun. Dia melindunginya dari panas, angin, dan juga hujan. Dan ahirnya tibalah waktunya untuk si Lili ulat bangaun dari tidur panjangnya.
Tapi betapa terkejutnya bunga matahari, karena dia melihat bukan lagi Lili ulat sahabatnya yang keluar dari kantong itu. Melainkan seekor mahluk indah bersayap yang sangat indah dan canti.
“Siapa kau? Di mana ulat sahabat ku?”. Tanya bunga matahari kebingungan.
“Akulah ulat sahabat mu kawan. Kau tak usah heran. Setelah aku berpuasa dan tidur dalam kantong ini, aku akan berubah menjadi seekor kupu-kupu. Akau meken banyak ketika menjadi ulat, adalah sebagai bekal puasa ku untuk menjadi kupu-kupu. Tapi mereka tak tahu itu. Dan kini saatnya aku membalas budi mu dengan membantu penyerbukan mu dan semua rakyat bunga mu”. Jawab Kupu-kupu yang ternyata Lili ulat itu.
Mendengar penjelasan dari Liliyang kini menjadi kupu-kupu, bunga matahari menjadi sangat gembira. Ternyata sahabatnya itu memiliki kemampuan yang aneh dan luar biasa. Sebuah kemampuan yang tak di miliki oleh hewan lainya. Dan mulai saat itu, persahabatan mereka menjadi semakin akrab. Dan persahabatan tersebut berlanjut hingga anak cucu mereka. Kupu-kupu dan bunga selalu menjadi teman sejati.
TAMAT
carita bunga dan kupu-kupu

0 komentar:

Dongeng Sebelum Tidur 1001 Malam


Malam itu Zahra terlihat sudah sangat mengantuk. Matanya terlihat sayu dengan sesekali dia menguap menahan kantuk yang melandanya. Ayahnya tahu bahwa Zahra sudah mulai mengantuk, dia lalu menyuruh Zahra untuk mematikan Televisi dan mengantarnya pergi ke kamar tidurnya.

“Ayah.. aku ingin di ceritakan seperti biasa. Ceritakanlah pada ku sebuah dongeng sebelum tidur untuk mengantar tidur ku”. Rengek Zahra.
“Baiklah.. akan ayah ceritakan kisah pengantar tidur. Kali ini Zahra mau kisah yang seperti apa?’. Tanya ayahnya sembari tersenyum.
“Aku ingin ayah ceritakan sebuah cerita dongeng yang baru, jangan hanya tentang dongeng si kancil, atau dongeng tentang binatang seperti biasa. Ceritakan pada ku sebuah cerita dongeng yang mengisahkan seorang wanita yang cerdas. Agar suatu saat aku bias seperti dia”. Kata Zahra dengan polosnya.
Mendengar celoteh anaknya, sang ayah hanya tersenyum simpul. Ternyata anaknya yang lugu ini dapat berfikir tentang cita-citanya di masa depan.
“Baiklah.. kali ini ayah akan ceritakan sebuah kisah yang cukup menarik. Apakah kau sudah pernah mendengar cerita tentang aladin, kisah abunawas, atau cerita-cerita 1001 malam lainya?”. Tanya sang ayah.
“aku pernah mendengar beberapa dari cerita dongeng itu, memang sangat menarik. Apakah kali ini ayah kan bercerita tentang dongeng 1001 malam?”. Tanya Zahra lagi.
“iya.. tapi bukan tentang Aladin dan lampu wasiat ataupun kisah tentang Abu Nawas yang jenaka, tapi cerita tentang dari mana kisah 1001 malam di mulai”. Kata sang ayah menjelaskan.
“Wah.. sepertinya sangat menarik. Lekas ceritakan ayah..!! aku sudah tidak sabar mendengarnya”. Rengek Zahra yang sudah tidak sabar.
Lagi-lagi sang ayah hanya tersenyum simpul mendengar rengek anaknya. Dan ahirnya ayah itupun mulai bercerita.
“Baiklah anak ayah yang paling manis, segera pakai selimut mu dan dengarkan kisah ayah ini ya..”. kata sang ayah.

Cerita Dongeng 1001 Malam

Dahulu kala di sebuah dataran arab, ada sebuah kerajaan yang sangat besar. Kerajaan itu di pimpin oleh seorang raja yang sangat baik dan bijaksana. Hingga pada suatu hari, sang raja yang masih belum memiliki permaisuri itu jatuh cinta dengan seorang wanita yang sangat cantuk rupawan, lalu diapun memutuskan untuk menikahinya dan menjadikanya sebagai permaisuri. Kehidupan sang raja terasa semakin lengkap, dan hari-hari dia lalui dengan penuh kebahagiaan.
Tapi hal tersebut tak berjalan lama, karena pada suatu hari sang raja mengetahui bahwa permaiosurinya telah menghianati kepercayaan cintanya. Permaisuri itu ternyata menduakan cinta sang raja dengan seorang pengawal kerajaan. Menghadapi hal itu, sang raja sangat murka. Kesetiaan yang selama ini dia jaga ternyata di hianati oleh wanita yang paling di cintainya. Dan ahirnya sang raja memutuskan hukuman mati untuk isterinya dan pengawal tersebut.
Tapi kisah itu tidak berahir begitu saja. Ternyata karena penghianatan isterinya, sang raja menjadi sangat dendam dan membenci para wanita. Tapi walau bagaimanapun, sang raja tidak bias hidup dalam kesendirian. Maka dia selalu mencari wanita-wanita cantik, kemudian dia nikahi dan di jadikan isteri. Tapi anehnya, setelah sehari semalam.. dia akan menghukum mati isteri barunya tersebut. Dia beralasan bahwa dengan begitu tak ada lagi permaisuri yang akan menghianatinya.
Sudah hamper ratusan wanita yang menjadi korban dari keegoisan dan dendan sang raja. Tapi para penasehat dan menteri kerajaan tak memiliki keberanian untuk menegur kesalahan sang raja. Hingga para pejabat kerajaan dan rakyat negeri itu selalu di hantui rasa cemas. Takut bila mana suatu saat raja kan melamar anak-anak gadis mereka. Sebuah kebahagiaan yang hanya bertahan sesaat kemudian akan berubah menjadi tangis dan kesedihan karena kematian.
Perilaku sang raja berjalan cukup lama, hingga rakyat semakin di buat gusar oleh tingkah laku raja mereka. Dan jika terus di biarkan, tak tertutup kemungkinan akan terjadi sebuah pemberontakan besar. Dan ternyata hal ini disadari oleh seorang puteri penasehat. Puteri itu sangat cerdas dan pandai. Dia berniat untuk merubah raja dan mengingatkanya pada jalan kebaikan. Dia ingin meyakinkan raja, bahwa masih ada isteri setia di dunia ini. Dan tak semua wanita itu memiliki sifat ingkar.
Diapun kemudian menyampaikan niat tersebut kepada ayahnya. Tentu saja ayahnya sangat keberatan. Dia takut jika nanti puterinya akan berahir sama seperti wanita-wanita lainya, yaitu di hokum mati. Tapi sang puteri coba meyakinkah yahnya bahwa dia pasti dapat menjaga diri. Dan Allah selalu bersama mereka yang memiliki niat yang baik dalam jalan kebenaran.
Ahirnya sang ayah pun mengikuti kehendak puteri semata wayangnya. Walau dengan berat hati, dia pun menikahkan puterinya dengan sang raja. Tentu raja sangat senang, karena puteri tersebut memang memiliki parasyang sangat cantik. Dan pesta pernikahan pun di gelar dengan besar-besaran. Tapi walau terlihat megah, tak tampak wajah ceria yang terlihat. Karena mereka sudah tahu nasib apa yang akan menimpa puteri tersebut. Bahkan suasana pesta terkesan hambar dan menyedihkan.
Ahirnya setelah pesta usai, sang raja pun menyusul sang puteri ke peraduan. Itu adalah malam pertama pernikahan mereka yang membahagiaakan. Ketika sang puteri melihat sang raja telah berada di sampingnya, sang puteripun berkata..
“Wahai suami ku, maukah kau mendengar sebuah kisah yang menarik..”. Tanya sang puetri yang kini sudah menjadi permaisuri.
“Wah.. tentu saja permaisuri ku, aku sangat senang sekali mendengar sebuah cerita..”. jawab sang raja yang memang gemar mendengarkan cerita-cerita yang menarik.
Ahirnya permaisuripun memulai ceritanya, cerita berjalan begitu menarik. Dan sang raja terlihat mendengar cerita itu dengan penuh antusias. Tapi ketika cerita telah sampai pada bagian yang paling seru, sang permaisuri menghentikan ceritanya,,
“Suami ku, malam sudah hamper pagi. Akan ku lanjutkan lagi ceritanya besok malam. Sekarang kita tidur dulu..”. kata permaisuri sambil tersenyum. Dan raja menyetujuinya. Karena serunya kisah yang di ceritakan oleh sang ratu, sang raja selalu merasa penasaran. Hingga dia tidak sabar dan berharap hari segera malam. Dan malam berikutnya sang ratu kembali melanjutkan ceritanya. Ketika cerita yang satu telah usai, dia kembali menyambungnya dengan cerita lain yang lebih seru dan menarik. Hingga membuat sang raja semakin penasaran. Tapi sebagai mana di malam pertama, kisahnya akan terpotong di bagian yang paling seru. Permiasuri sengaja menggantung ahir cerita dan berjanji akan meneruskan di malam berikutnya dengan alas an yang sama.
Tak terasa, ratusan kisah telah di ceritakan oleh sang permaisuri. Dan ratusan malam telah dia lalui bersama sang raja. Dan setelah malam yang ke 1000, maka sang puteri mengahiri kisahnya pada malam yang ke 1001. Dan di malam terahir itu, sang puteri mengingatkan sang raja bahwa apa yang di lakukan oleh sang raja selama ini adalah salah. Dan permaisuri membuktikan, bahwa seorang wanita yang setia itu masih ada, dan tak semua wanita suka ingkar janji.
Mendengar penjelasan isterinya itu, ahirnya sang raja tersadar. Bahwa selama ini dia banyak melakukan kesalahan pada rakyatnya. Dan isterinya yang bijaksana itu rela mengambil resiko dengan mempertaruhkan keselamatan nyawanya demi mengingatkan dia. Dan setelah hari itu, sang raja kembali menjadi raja yang bijak dan adil. Dengan di damping permaisuri yang paling di cintainya, dia memimpin kerajaanya dengan lebih bijaksana. Dan seluruh rakyat sangat berterima kasih dan merasa berhutang budi pada pengorbanan sang puteri. Dan dari 1001 malam yang telah di lewati, maka kisah-kisah itu di kenal dengan cerita 1001 malam.
Sang ayahpun mengahiri ceritanya. Dia melihat Zahra telah terlelap dengan pulas. Sang ayah hanya tersenyum melihatnya. Setelah mengecup dahi anaknya, sang ayah itupun beranjak dari tempat tidur dan berjalan untuk mematikan lampu kamar.
“Serlamat tidur anak ku, semoga mimpi indah..”. kata sang ayah sembari menutup pintu kamar tidur Zahra.
cerita negeri 1001 malam

0 komentar:

Dongeng ANAK RAJIN dan POHON PENGETAHUAN

cerita anak cerdas 
Dahulu kala di sebuah desa yang jauh dari ibu kota, hiduplah seorang anak yang rajin dan sangat haus akan pengetahuan, mogu namanya. Dia hidup bersama ibunya yang sudah tua di sebuah rumah sederhana, karena kehidupanya yang miskin dia tak bisa belajar ke kota sebagaimana teman-temanya.
Dia merawat ibunya dengan sabar, setiap hari pekerjaanya beternak, bertani, serta mencari kayu bakar di hutan. Untuk memuaskan rasa hausnya akan pengetahuan, dia belajar dari buku-buku yang di bawa oleh teman-temanya. Dia juga belajar dari tiap hal yang dia temui.
Rasa penasaranya yang tinggi membuatnya menjadi anak yang cerdas dan mudah memahami tiap pengetahuan yang dia dapat.

Pada suatu hari, mogu mencari kayu bakar di hutan. Tapi sial tak dapat di cegah, dia tersesat karena masuk ke hutan terlalu dalam. Dia berputar-putar mencari jalan pulang, tapi hingga gelap menjelang jalan keluar tak juga dia temukan.
Akhirnya karena kelelahan, mogu pun beristirahat di sebuah pohon besar dan tertidur di bawahnya. Ketika tengah tertidur, samar-samar mogu mendengar ada sebuah suara yang memanggilnya. Dia kira mungkin dia tengah bermimpi, tapi terdengar suara itu semakin jelas hingga membuat mogu terbangun.

"Siapakah gerangan yang memanggil ku..? Tolong tunjukan diri mu, jangan menakuti ku. Aku hanya sekedar menumpang istirahat di sini karena rasa lelah, aku tak berniat mengusik mu". Kata mogu gemetar karena takut.

"Tenanglah nak.. Aku tak bermaksud jahat.. Aku adalah pohon yang kau sandari, dan kau kini tengah berada di bawah ku". Jawab suara itu.

Mendengar hal itu, mogu pun segera menjauh dengan panik, ternyata pohon yang dia sandari memiliki sebuah bentuk wajah di batangnya.
"Jangan takut, aku tak akan menyakiti mu.. Aku adalah Tule, pohon pengetahuan. Siapakah nama mu nak? Kenapa kau bisa sampai ada di sini?". Tanya pohon yang mengaku bernama tule itu.

Lalu mogu pun menceritakan kisahnya, bagaimana dia sampai di tempat itu dan tentang semua kehidupanya, termasuk keinginanya yang besar untuk belajar ilmu pengetahuan. Dalam waktu sekejab, mogu dan tule menjadi akrab.

"Hai mogu.. Mungkin kita sudah di takdirkan untuk bertemu. Kebersihan hati mu, kejujuran, dan rasa haus mu akan ilmu pengetahuan membuat mu dapat bertemu aku. Mogu.. Aku adalah pohon pengetahuan. Aku mengetahui akan banyak hal dan segala ilmu pengetahuan, hingga banyak sekali orang-orang yang mencari ku demi menimba ilmu dari ku. Tapi.. Hanya orang yang berhati bersih dan sangat haus akan pengetahuan yang dapat bertemu dengan ku.
Sekarang aku ingin bertanya pada mu, jika kau memiliki pengetahuan yang luas.. Akan kau gunakan untuk apa? ". Tanya tule.
"Bagi ku pengetahuan akan sangat berguna sekali. Aku dapat mengajari orang lain akan banyak hal yang bermanfa'at, membantu mereka untuk membuat kehidupan lebih mudah, dapat memilih antara yang baik dan buruk, serta banyak hal-hal bermanfa'at lainya. Karena menurut ku, ilmu pengetahuan di ciptakan untuk membuat kehidupan manusia menjadi lebih baik." Jawab mogu.

"Hmm.. Jawaban yang cukup bijak untuk anak seusia mu. Nah mogu.. Mungkin memang sudah di takdirkan kau menemukan ku. Mulai sekarang, maukah kau menjadi murid ku dan ku ajari akan tiap pengetahuan yang ku miliki?". Tanya Tule.
Mendengar itu, mogu langsung menyanggupi dan merasa sangat senang sekali.
Setelah pertemuan itu, tiap hari mogu datang ke hutan untuk menemui tule, dan belajar banyak pengetahuan yang berguna. Karena sifat rajin dan kebersihan hati mogu dalam belajar, mogu tak mengalami kesulitan dalam memahami tiap pelajaran yang dia dapat.

Hari berganti minggu, minggu berganti bulan, dan bulan berganti tahun. Tak terasa bertahun-tahun telah di lalui mogu dan tule bersama, hingga tak terasa mogu kini telah tumbuh menjadi seorang pemuda yang tampan dan cerdas. Ibunya telah meninggal beberapa tahun lalu karena usia tua, hingga dalam beberapa tahun ini mogu tinggal sendiri. Tapi keberadaan tule si pohon pengetahuan, membuat mogu tidak merasa kesepian dan memiliki seorang penghibur.
Bertahun-tahun mogu fokus belajar, dan kini dia telah memiliki pengetahuan yang cukup banyak di atas rata-rata.Hingga pada suatu hari, Tule si pohon pengetahuan berkata padanya..
"Mogu anak ku.. Pengetahuan yang kau miliki ku rasa sudah cukup sebagai bekal hidup mu. Kini.. Pergilah engkau mengembara. Berkunjunglah ke tempat-tempat baru dan amalkan serta ajarkan tiap pengetahuan yang kau miliki. Agar semua pengetahuan yang kau pelajari selama ini, berguna juga untuk orang lain. Jika suatu saat kau bingung akan suatu hal, kau boleh datang lagi pada ku untuk bertanya". Kata tule.
Ahirnya.. Mogu pun melakukan perintah tule yang sudah dia anggap seperti ayah sendiri.
Mogu pun mengembara.. Singgah dari desa ke desa mengajarkan tiap pengetahuan yang dia miliki. Dari mengajari menulis dan membaca, sampai mengajari tentang pembangunan dan pertanian. Ahirnya.. Tibalah mogu di ibu kota.
Pada waktu itu di ibu kota sedang di adakan ujian sebagai calon pejabat kerajaan. Melihat sebuah peluang yang baik itu, mogu pun mengikuti ujian tersebut.
Dengan kecerdasan dan pengetahuan yang dia miliki, mogu pun dapat lolos dengan mudah dan di angkat menjadi pejabat penting di kerajaan. Kecerdasan dan pengetahuanya membuat semua penghuni istana kagum, hingga mogu menjadi buah bibir di kalangan para pejabat istana.
Ahirnya.. Berita tersebut sampai juga di telinga sang raja, karena penasaran.. Sang raja pun mengirim utusan untuk memanggil mogu agar menghadap.

Ahirnya mogu pun datang menemui sang raja dengan di saksikan oleh para pejabat-pejabat yang berkumpul di sana. Mereka juga penasaran tentang mogu yang tengah menjadi buah bibir dan sangat terkenal dalam sekejap.
Tentunya.. Tak semua senang dengan kehadiran mogu. Ternyata ada salah seorang pejabat yang bernama Baralel yang iri akan ketenaran mogu. Dia berniat membuat mogu malu di depan raja, dia berencana memberi mogu pertanyaan yang tak mungkin dia jawab.

"Ampun baginda.. Izinkan hamba memberi beberapa pertanyaan pada anak ini. Apakah benar dia secerdas yang di kabarkan". Kata Baralel mulai melancarkan siasatnya. Dan sang raja pun mempersilahkan.

"Silahkan tuan tanyakan apa yang ingin tuan ketahui". Jawab mogu tenang dengan tersenyum.

"Menurut perkiraan mu, berapa kira-kira tinggi tubuh ku?". Tanya Baralel.

"Tinggi badan tuan sama dengan panjang jarak antara ujung jari tangan kiri hingga ujung jari tangan kanan ketika tuan bentangkan". Jawab mogu dengan tenang.

Merasa kurang percaya, sang raja pun menyuruh orang mengukurnya untuk membuktikan jawaban mogu. Dan betapa terkejutnya sang raja ketika jawaban mogu tersebut benar-benar tepat. Sang rajapun semakin kagum di buatnya, sedang Baralel menjadi semakin geram.

"Baiklah.. Kau memang pintar. Tapi apakah kau bisa menyalakan api tanpa pemantik api?". Kata Baralel belum menyerah.

"Hamba bisa tuan..". Kata mogu.

Kemudian dia mengumpulkan daun dan ranting pohon kering. Lalu dia keluarkan kaca cembung yang berada di sakunya dan mengarahkanya pada sinar mata hari. Lama kelamaan sinar mata hari yang terfokus dari pantulan kaca cembung tersebut membuat daun dan ranting kering yang dia kumpulkan terbakar.
Melihat hal tersebut, raja menjadi terkagum-kagum akan kecerdasan dan ilmu pengetahuan yang di miliki mogu. Melihat hal tersebut, Baralel kehabisan akal dan semakin kesal di buatnya.


"Baiklah mogu, aku sudah percaya akan kecerdasan dan pengetahuan mu. Ternyata kabar yang terdengar di istana ku ini benar adanya. Sekarang aku punya pertanyaan terahir untuk mu. Apakah kau mau menjawabnya?". Tanya sang raja.

"Jika hamba memang tahu jawabanya, pasti akan hamba jawab baginda". Jawab mogu.

"Apa kau mau berjanji..?". Tegas sang raja.

"Hamba berjanji baginda..". Jawab mogu mantab.

"Karena kau sudah berjanji, baiklah.. Akan ku sampaikan pertanyaan ku.. Aku banyak mendengar dari kisah-kisah para orang bijak dan cendikiawan, bahwa di dunia ini ada sebuah pohon yang menyimpan berbagai ilmu pengetahuan. Banyak sekali orang-orang yang mencari pohon tersebut untuk dapat belajar pengetahuan darinya. Karena banyaknya pengetahuan yang di miliki pohon itu, dia di namakan pohon pengetahuan. Nah.. Pertanyaanya.. Apakah kau tahu di mana letak pohon pengetahuan itu?". Tanya sang raja.

Mendengar pertanyaan raja yang di luar dugaan, mogu pun menjadi sangat terkejut. Dia ragu untuk menjawab pertanyaan tersebut.
Tapi karena mogu telah berjanji, ahirnya mogu pun menjawab..

"Baginda raja, sebenarnya pertanyaan paduka sangat membuat saya terkejut. Itu sungguh di luar perkiraan saya. Tapi karena saya telah berjanji, maka saya akan menjawab pertanyaan tersebut. Hamba tahu di mana tempat pohon pengetahuan tersebut. Dia adalah guru hamba, dan semua hal yang hamba ketahui.. Hamba dapat dari dia". Jawab mogu.

Mendengar jawaban tersebut, semua orang yang ada di tempat itu sangat terkejut. Tak terkecuali sang raja sendiri.
"Kalau begitu, maukah kau membawa ku ke sana? Banyak sekali hal yang ingin aku tanyakan, terutama pengetahuan tentang ilmu pemerintahan". Kata sang raja setengah memohon.

"Hamba bersedia membawa baginda raja ke tempat pohon pengetahuan tersebut, tapi ada syaratnya". Ujar mogu.

"Katakan apapun syaratnya, selama aku sanggup pasti akan ku penuhi". Kata raja.

"Syaratnya nanti akan saya sampaikan setelah semua orang di sini pergi. Syarat ini hanya boleh di ketahui oleh yang mulia saja". Mogu menjelaskan.


Mendengar kata-kata mogu tersebut, sang raja pun lalu memerintahkan semua orang di ruangan tersebut untuk pergi. Kini hanya tinggal sang raja dan mogu yang menyampaikan syarat yang di ajukan.
Ternyata syarat yang di minta mogu adalah sang raja harus pergi bersama mogu sendirian untuk menemui pohon pengetahuan itu. Dan sang raja harus menyamar dan berpakaian seperti rakyat biasa.
Ahirnya.. Tengah malam ketika suasana sepi, raja dan mogu pergi keluar dari istana dengan pakaian rakyat jelata. Tapi ternyata mereka telah di mata-matai oleh baralel.
Baralel pun mengikuti mereka dengan membawa beberapa pasukan, ada rencana licik dalam benaknya.


Ahirnya.. Setelah menempuh perjalanan hampir dua hari, mogu dan raja tiba di hutan tempat tule berada.

"Salam paduka raja.. Apa hal yang membuat pemimpin seperti anda datang ke hutan yang kotor ini". Sapa tule.

"Oh pohon pengetahuan.. Aku ingin kau mengajari ku agar bisa menjadi seorang raja yang baik dan bijaksana". Jawab raja.

"Paduka tak lagi butuh belajar, karena paduka sudah menjadi seperti yang paduka inginkan. Para rakyat mencintai paduka, karena paduka adalah raja yang bijak dan adil. Selalu memperhatikan nasib rakyat, dan selalu berusaha memakmurkan kehidupan rakyat di kerajaan paduka". Jawab tule.

"Mogu anak ku, waktu ku tak lagi lama. Ku wariskan pada mu sebuah buku, pelajari dan gunakan tiap pengetahuan mu dengan bijak. Ambil buku itu di lubang di sela-sela akar ku". Kata tule.

Mogu tak terlalu mengerti dengan maksud dari ucapan tule. Tapi mogu menurut saja pada apa yang di perintahkan oleh gurunya itu.
Tapi setelah mogu mengambil buku dan menyimpanya.. Tiba-tiba baralel dan pasukanya muncul menerobos dari semak-semak.


"Wahai pohon pengetahuan, ajari aku juga agar aku bisa tahu akan segala hal. Agar aku dapat menguasai semua ilmu pengetahuan". Kata baralel meminta.

"Tidak..! Hati mu di penuhi dengan rasa iri dan dengki. Menyerahkan ilmu pengetahuan yang bernilai pada mu hanya akan menyebabkan banyak bencana". Kata tule.


Mendengar jawaban itu, baralel pun menjadi marah dan geram. Dia lalu memerintahkan pasukanya untuk menebang dan membakar pohon itu. Sang raja dan mogu berusaha menahan mereka, tapi kalah jumlah membuat raja dan mogu tak berdaya.

Ahirnya.. Tule sang pohon pengetahuan pun mati. Tapi baralel dan pasukanya juga tak lepas dari hukuman atas kejahatan mereka. Tiba-tiba saja langit menjadi gelap dengan suara guntur dan percikan kilat yang menyambar. Baralel dan pasukanya ahirnya binasa oleh sambaran petir misterius itu.


Setelah kejadian itu, raja mengangkat mogu menjadi penasehat pribadinya. Raja pun menjadi semakin di cintai rakyatnya karena kebijaksanaanya. Sedang mogu masih tetap belajar dari buku yang di tinggalkan Tule untuknya. Dan setelah raja wafat, mogu pun di tunjuk sebagai raja berikutnya sebagaimana wasiat sang raja.

Hikmah yang bisa di petik : Dalam menuntut ilmu, kita harus memiliki hati yang bersih serta kemauan yang kuat agar berhasil. Dengan niat yang tulus, rajin, dan giat.. Niscaya ilmu yang kita dapat akan sangat bermanfa'at..

The End

0 komentar:

Dongeng Puteri Negeri Awan (Bag:2)

Manusia Kepala Domba, Kangsa Wangsa - Setelah pada kisah sebelumnya Puteri Intan rasari berhasil menyelamatkan seorang gadis kecil bernama Melati wangi, maka mereka meneruskan perjalanan menuju istana Gembalageni. Yaitu seorang penyihir jahat yang menguasai ilmu hitam dan pemimpin para prajurit kegelapan. Sang puteri bertekat untuk mengalahkan raja Gembalageni demi mengembalikan ketentraman di muka bumi. Maka dengan di temani Melati wangi sebagai penunjuk arah, Puteri Intan rasari meneruskan perjalananya ke kerajaan Wulung ireng. Sebuah kerajaan di mana kekuatan kegelapan berpusat, dan tentunya ini bukan suatu perjalanan yang mudah.
dongeng petualangan

Perjalanan mereka teruskan dengan menyusuri hutan, guna menghindari para anak buah Gembala geni yang kini mencari keberadaan mereka. Bukan karena Puteri Intan rasari tak mampu mengatasi mereka, tapi guna menghindari pertikaian yang tak perlu dan meminimalisir adanya korban jiwa. Karena pada dasarnya, mereka hanya manusia yang di peralat oleh Gembalageni dengan ilmu sihirnya.

Sementara itu di kerajaan Wulung ireng, raja Gembalageni sangat murka mendengar kabar bahwa anak buahnya di kalahkan oleh seorang gadis ingusan. Tak lain dan tak bukan dia adalah Puteri Intan rasari.

"Hah.. Kalian itu sungguh bodoh..! Bagaimana kalian yang jumlahnya lebih banyak dapat di kalahkan hanya oleh seorang anak gadis kemarin sore?! Kalian sungguh tak berguna..!!". Kata raja Gembalageni dengan amarah yang membara.
"Ampun tuan ku.. Tapi bocah itu sangat sakti. Dia memiliki pusaka yang sungguh ajaib. Burung kertas yang di bawanya dapat berubah menjadi garuda raksasa yang membuat kami tak berdaya". Kata pengawal itu.

"Burung kertas yang bisa berubah menjadi garuda? Hmm.. Itu adalah pusaka yang hanya di miliki oleh Negeri Awan putih. Aku pernah mendengar tentang legenda itu, tapi tak ku sangka mereka benar-benar ada. Pantas kalian tak bisa berkutik, karena sang garuda yang di juluki juga sebagai Panglima Angkasa bukanlah tandingan kalian".
"Baiklah kalau begitu.. Kali ini kalian ku ma'afkan. Sekarang kalian ku tugaskan untuk pergi mencari keberadaan mereka". Kata raja Gembalageni.

"Ta.. Tapi tuan ku.. Kami tak mungkin sanggup melawan mereka. Senjata kami saja dapat dengan mudah di patahkan oleh garuda itu". Kata pengawal itu tergapap karena takut.
"Kali ini kalian tak sendirian. Aku akan mengutus salah satu panglima ku bersama kalian. Kalian hanya cukup membantu mencari keberadaan mereka, biar nanti panglima ku yang akan menghadapi mereka". Kata sang raja.

Lalu raja Gembalageni memejamkan matanya, bibirnya mengucapkan mantra untuk memanggil panglima yang di maksud. Tiba-tiba muncul sebuah asap hitam yang bergulung-gulung, kemudian membentuk sebuah sosok.

Para pengawal sangat terkejut di buatnya, karena kini di hadapan mereka telah berdiri sosok yang menyeramkan. Tubuhnya tinggi besar di penuhi bulu-bulu hitam. Tubuhnya mirip manusia, tapi memiliki kepala kambing dengan tanduk besar yang sangat runcing. Nafasnya mengeluarkan api yang menyala, dengan sebuah gada raksasa yang di pegangnya sebagai senjata.

"Hamba datang menghadap tuan ku.. Apa gerangan yang membuat paduka memanggil hamba? Apakah ada sebuah tugas penting yang harus hamba laksanakan?". Kata sosok kepala domba itu.
"Ya Kangsa wangsa, ada musuh yang cukup tangguh sedang menentang ku. Ku perintahkan kamu agar ikut dengan para pengawal itu, cari dan tangkap mereka bawa ke hadapan ku. Atau jika perlu, langsung musnahkan mereka. Sebagai peringatan bagi mereka yang berani menentang aku, raja Gembalageni". Kata sang raja.

"Hahaha.. Menghancurkan adalah kegemaran hamba paduka. Tak salah paduka menyerahkan tugas ini pada hamba. Dengan senang hati akan hamba laksanakan". Kata sosok yang ternyata bernama Kangsa wangsa itu.

"Tapi kau harus hati-hati Kangsa wangsa, jangan gegabah. Dia memiliki pusaka ajaib yang sangat sakti. Jangan sampai malah kau yang binasa karenanya..". Pesan sang raja.

"Hahahaha.. Paduk tak usah hawatir. Semua akan dapat hamba atasi. Belum pernah ada yang mampu selamat dari nafas api hamba, dan belum pernah ada yang mampu menghindar dari ayunan gada hamba. Dalam waktu dekat, paduka akan menerima kabar tentang kebinasaan mereka". Kata Kangsa wangsa dengan sombongnya.

"Baiklah.. Sekarang berangkatlah kalian semua. Segera cari dan musnahkan para pembangkang itu..!!". Perintah raja Gembalageni.
Ahirnya setelah menghaturkan sembah, merekapun undur diri dan berangkat mencari keberadaan puteri Intan rasari.

Sementara itu puteri Intan rasari dan Melati wangi masih meneruskan perjalanan mereka. Sepanjang perjalanan mereka saling bercerita tentang diri masing-masing. Hingga merekapun semakin akrab dan menjadi sahabat dekat. Karena waktu sudah beranjak senja, ahirnya mereka putuskan untuk bermalam di sebuah goa. Perjalanan yang panjang dan melelahkan membuat mereka tertidur sangat pulas. Mereka tak menyadari akan bahaya yang mengintai mereka esok hari. Karena manusia kepala kambing Kangsa wangsa, kini telah bergerak mencari keberadaan mereka.

Bersambung..

0 komentar:

Dongeng Puteri Negeri Awan(Bag:1)|

Dongeng Puteri Negeri Awan (Bag:1)- Nah, untuk posting kali ini blog dongeng terbaru akan menceritakan sebuah kisah negeri di balik awan. Kisah ini akan menceritakan di mana kebaikan pasti akan mengalahkan kebatilan. Langsung kita mulai saja ceritanya ya..
dongeng petualangan

Dahulu kala ada sebuah negeri legenda yang menjadi cerita turun temurun. Sebuah negeri di atas gumpalan awan putih dan jalan yang terbuat dari pelangi. Dan negeri itu bernama Negeri Awan Putih. Sebuah negeri impian yang keberadaanya tak banyak yang tahu. Tapi sebenarnya, negeri awan putih itu benar adanya. Tersembunyi di balik awan yang melayang di angkasa.

Negeri awan putih di pimpin oleh seorang raja yang sangat bijak dan adil. Raja Surya, begitu beliau di panggil. Raja Surya memiliki seorang puteri yang sangat cantik. Bukan hanya cantik wajahnya, tapi juga tingkah laku dan budi pekertinya. Dia suka menolong siapapun yang membutuhkan. Intan Rasari, itulah nama sang puteri.

Pada suatu hari, sang puteri meminta izin pada ayahandanya untuk mengunjungi bumi. Dia ingin mengenal manusia lebih dekat, dan mempelajari segala hal tentang kebiasaan manusia. Awalnya, sang raja menolak. Karena kehidupan manusia penuh dengan tipu daya dan pertikaian antar sesama. Tapi sang puteri terus merengek, dan ahirnya dengan berat hati sang raja mengizinkan.

Sebelum pergi, sang raja memberikan dua buah pusaka ajaib untuk berjaga-jaga di kala waktu genting. Yaitu sebuah burung kertas dan sebuah tongkat kecil. Kedua benda ini adalah benda ajaib. Burung kertas dapat berubah menjadi rajawali raksasa jika di lemparkan ke udara. Dan tongkat kecil itu dapat menjadi sebuah tongkat emas yang besar dan panjangnya melebihi pohon kelapa. Dan ajaibnya lagi, tongkat itu dapat bergerak sendiri sesuai dengan perintah pemiliknya.

Setelah mendapat beberapa nasehat dari ayahnya, ahirnya sang puteri turun ke bumi. Di temani seekor kupu-kupu penjaga taman pelangi sebagai penasehat pribadinya. Puteri intan Rasari turun di sebuah hutan belantara yang lebat di bumi. Dia sangat mengagumi beraneka kehidupan yang ada di atas bumi, dan semua hal itu membuat dirinya terpana.

Ketika sedang asik menikmati semua keindahan bumi, tiba-tiba dia di kejutkan oleh suara minta tolong. Dan dengan segera dia mencari dari mana asal suara itu. Dan ahirnya sampailah dia di perbatasan hutan, dan melihat seorang gadis kecil yang di kepung oleh empat orang lelaki bermuka jahat. Dengan sepontan dia mengeluarkan burung kertas di sakunya dan melemparnya ke angkasa. Dan pada saat itu juga keajaiban terjadi. Burung kertas itu bercahaya dan berubah menjadi rajawali raksasa yang bernama Garudayana.

"Garudayana, cepat tolong gadis itu..!!". Pinta sang putri. Lalu garudayanapun melesat dengan cepat. Sayap-sayapnya yang kokoh sekeras baja, dan kuku dan paruhnya yang tajam mampu merobek besi. Dia menerjang para penjahat itu, mematuk dan mencakarnya. Hingga ahirnya mereka semua lari tunggang langgang menyelamatkan diri. Dan selamatlah gadis kecil itu.

Puteri Intan Rasari lalu mendekati gadis itu, dan menanyakan asal-usulnya. Ternyata dia adalah anak yatim piatu. Desanya di bakar oleh anak buah seorang penyihir yang bernama Gembalageni. Dia menangkap anak-anak untuk di jadikan budak di istananya, dan memaksa mereka untuk bekerja terus menerus tanpa di beri upah. Mereka menelusuri setiap kampung, menangkap anak-anak, dan jika tak mendapat apa yang mereka cari, mereka akan membakar kampung itu. Dan kampung kelahiranya adalah salah satunya.

Mendengar kisah dari anak perempuan itu, hati Intan Rasari menjadi sangat kasihan. Dia berniat untuk menghentikan kebatilan Gembalageni dan menyelamatkan semua anak-anak yang di tangkapnya. Dan dia berniat untuk datang ke istana Gembalageni di temani anak perempuan sebagai penunjuk jalan yang bernama Melati wangi.

Bersambung..

0 komentar:

Dongeng Asal Mula Rumah Siput

dngeng siput 
Al-kisah pada zaman dahulu kala, siput tidak memiliki rumah seperti sekarang ini. Ada cerita dan dongeng tersendiri yang menceritakan asal mula rumah siput. Karena tak memiliki rumah, siput tinggal dari satu tempat ke tempat lainya. Dia terus berpindah-pindah demi mencari tempat yang tepat untuk di jadikan rumahnya.

Pertama kali, dahulu siput tinggal di atas pohon. Dia mendiami sarang burung yang telah di tinggal pemiliknya. Waktu pertama kali dia menempati sarang burung itu, siput merasa sangat nyaman. Daun dan dahan-dahan pohon melindunginya dari terpaan sinar mata hari. Sedangkan hangatnya sarang, melindunginya dari udara dingin di malam hari. Tapi semua tak berjalan lama, karena ketika musim hujan tiba siput tak bisa berbuat apa-apa. Karena daun dan ranting pohon tak bisa melindunginya dari terpaan air hujan. Sehingga siput merasa sangat kedinginan.

Akhirnya dia pun berpindah dari sarang burung itu, kemudian dia melihat sebuah lubang di batang pohon. Siput pun memutuskan untuk tinggal dan menjadikan lubang itu sebagai rumah barunya. Dia merasa nyaman, karena dia tak akan terpapar panasnya terik mentari dan tak kedinginan terguyur oleh air hujan. Tapi lagi-lagi ketenanganya tak bertahan lama. Karena pada suatu hari ada seekor burung pelatuk yang mematuk pohon tempat siput tinggal. Siput menjadi sangat terganggu dan tak bisa beristirahat dengan tenang, akhirnya dia kembali pindah dan turun dari atas pohon untuk mencari rumah baru.


Kemudian siput menemukan sebuah lubang di tanah. Dia pun mencoba untuk tinggal dan menjadikan lubang itu sebagai rumahnya. Suasana lubang yang hangat membuat siput sangat senang dan nyaman. Tapi gangguan kembali datang. Ketika malam tiba, para tikus datang dan menggali tanah tempat siput berada. Dan akhirnya rumah barunya kembali porak poranda. Dan siput akhirnya terpaksa untuk kembali pergi mencari rumah idamanya.

Hingga sampailah siput di tepi sebuah pantai. Dia menemukan sebuah lubang di batu karang dan mencoba untuk tinggal disana.
"Mungkin ini bisa menjadi rumah yang tepat bagi ku. Aku tak akan kepanasan ataupun kehujanan. Tak akan ada burung pelatuk yang mengganggu ku, dan tak ada tikus yang mampu menggali batu karang ini untuk mengusik aku." kata siput dalam hati.
Tapi lagi-lagi semua di luar perkiraanya. Ketika air laut pasang, rumah barunya ikut terendam dan membuat siput tersapu oleh ombak. Dan akhirnya dengan hampir berputus asa siput memutuskan untuk kembali mencari rumah baru.

Siput berjalan gontai menyisiri pantai. Rasa lelah membuatnya lemas. Akhirnya, dia menemukan sebuah cangkang kosong yang sangat cantik. Dan diapun masuk ke cangkang itu untuk beristirahat sementara waktu sebelum melanjutkan pencarianya.

Tapi ketika pagi tiba dan siput terbangun, dia mulai sadar bahwa cangkang itu terasa sangat nyaman dan pas untuknya. Bentuknya yang indah dan cukup ringan, membuatnya leluasa untuk di bawa kemanapun siput pergi. Akhirnya, siput memutuskan untuk menjadikan cangkang itu sebagai rumah barunya yang sangat nyaman dan bebas dari gangguan.


Pesan yang dapat kita petik, jangan menyerah untuk terus berusaha. Karena sebuah kegagalan adalah wujud dari keberhasilan yang tertunda.

0 komentar:

Arsip Blog

Diberdayakan oleh Blogger.