Cerpen
10/30/2015“Hayo lagi lihat siapa kamu?” tiba-tiba Mama mengagetkanku dari belakang. “Huft, Mama ngagetin aku saja”
“Kamu lagi lihatin gadis itu yah?”
“Hmm, iyah ma. Itu siapa sepertinya aku pernah melihatnya tapi entah dimana?”
“Oh itu Devi, teman kamu waktu TK. Masa kamu lupa sih?”
“Oh iyah ma aku baru ingat, hehe ”
Langsung saja aku samperin dia.
“Hey kamu Devi yah?”
“Iyah, kamu Silvi kan?”
“Ternyata kamu masih ingat yah sama aku”
Setelah itu kami saling bercerita, bercanda dan tertawa bersama. Beberapa hari kita bersama aku mulai akrab sekali begitu pun dia. Padahal waktu TK kami biasa-biasa saja cuma sekedar “Say Hello.” Setelah lulus SD kami memutuskan untuk bersekolah di SMP yang sama. Berangkat sekolah bareng pulangnya pun bareng. Walaupun aku beda kelas dengannya tapi kalau istirahat kami selalu ke kantin bereng. Bahkan ekstrakulikuler kami pun sama yaitu Paskibra. Pokoknya kemana-mana kami selalu berdua nggak bisa terpisah. Dimana ada aku pasti ada Devi, dimana ada Devi pasti ada aku. Aku sudah menganggapnya sebagai Sahabat begitu pun dia. Kami saling curhat masalah masing-masing, nggak ada yang kami berdua tutup-tutupin dan harus saling terbuka.
Devi senang aku juga senang, Devi sedih aku juga sedih. Pokoknya kita susah senang harus bersama. Karena aku 1 sekolah jadi kita nggak hanya main bareng dan curhat-curhat aja, kita juga sering belajar bareng. Kami itu termasuk anak yang pintar di kelas, jadi kami selalu masuk peringkat 3 besar. Kita juga saling tukar pikiran masalah pelajaran. Teman kelas aku sempat bilang kenapa sih kalau istirahat aku nggak pernah bareng mereka selalu sama Devi. Bahkan aku sampai dibilang Adik-Kakak sama Devi. Mungkin Karena kita kemana-mana bareng makin lama banyak yang bilang muka kita mirip. Aneh sih padahal kita beda Bapak beda Ibu. Setelah kurang lebih 3 tahun kita bersama, kita lulus SMP dan akan melanjutkan ke SMA.
Namun aku sangat sedih sekali Karena Devi harus pindah rumah. Karena Kakaknya seorang polisi, dia dan keluarganya tinggal di asrama polisi. Sebenarnya Devi nggak mau ikut, tapi harus gimana lagi karena semua keluarganya di sana. Berat rasanya kami harus berpisah karena jarak. Pasti kami akan kangen masa-masa kita bersama. Walaupun kita pisah kita nggak pernah hilang komunikasi dan tetap menjadi sahabat sejati. Karena suatu saat nanti kita akan bisa bertemu dan bersama lagi.
0 komentar: